Art Therapy untuk Menghadirkan Happy Inner Child – Siapa sangka jika mengenal inner child tersebut justru menjadi sebuah jalan untuk diri ini recall memory di masa kecil. Namun, tidak semudah itu juga kemudian menghadirkannya dan berdiskusi dengan “aku yang kecil” di saat seperti ini. Meskipun pada cerita saya sebelumnya, menemukan happy inner child sempat membuat diri merasa berdosa karena tidak bersyukur dengan keadaan.
Mulai Mengenal Art Therapy
Saya tidak pernah menduga sebelumnya kalau menjadikan masa lalu pahit itu berubah menjadi sedikit lebih manis dengan menyibukkan diri bersama art therapy.
Art Therapy adalah terapi yang dilakukan dengan pendekatan seni. Nah, ketika saya mengenal Ruang Pulih dalam hal ini, Mbak Intan dan beberapa kolega beliau, sedang memperkenalkan diri sebagai orang yang berdiri pada posisi untuk mengenali jati diri. Salah satunya dengan mewarnai gambar Mandala.
Skeptis di awal pasti. Bagi saya, yang menurut saya sendiri, sangat terluka lebih dalam di masa lalu, mewarnai bukan aktivitas yang menyenangkan. Bahkan banyak yang bisa berpura-pura bahagia dengan mewarnai. Entah itu karena sudah memahami pola dasar pencampuran warna sehinga hasil gambarnya terlihat baik. Bisa juga karena ingin dianggap indah sehingga memanipulasi warna-warna yang ada.
Namun, setelah mencoba mewarnai beberapa gambar ternyata, setiap kali mengambil pensil dengan warna tertentu, beberapa kali seperti tak sadar sedang memainkan sebuah imajinasi dan berdialog dengan diri sendiri. Bahkan, makin lama makin suka dengan terapi pendekatan seni seperti ini.
Mengapa Harus Art Therapy?
Ada teman selalu bertanya mengenai aktivitas terapi seni yang saya lakukan. Mewarnai gambar katanya membuang-buang waktu. Bahkan bisa habis banyak dana untuk membeli pewarna yang kualitasnya bagus.
Hm, padahal pewarna yang digunakan juga tidak perlu yang mahal. Seadanya saja. Selama masih bisa digunakan dan memberikan warna tersendiri. Tidak perlu bingung. Bahkan jika yang ada hanya dua warna hitam dan putih, tetap bisa dikreasikan dengan gradasi warna keduanya.
Terapi seni saya coba karena sejauh ini menjadi aktivitas yang mudah dilakukan oleh seorang bunda dengan dua anak aktif. Setidaknya bisa memanfaatkan waktu sebelum tidur. Bahkan dengan art therapy saya bisa ingat ketika duduk di bangku SD, pelajaran mewarnai adalah waktu yang dinanti semua murid. Karena berimajinasi menjadi bagian dalam berdialog dengan diri sendiri.
Rasa yang Ada Ketika Mewarnai Gambar
Sejauh ini, saya merasakan:
Sedikit lebih tenang
Karena mewarnai setidaknya membutuhkan fokus meskipun seringkali ambyar karena anak-anak masih suka teriak: “Buuun…!” atau apalah sehingga akhirnya memilih mewarnai ketika malam tiba, anak-anak sudah pulas.
Pelan-Pelan Mengatur Emosi
Dalam hal ini, marah menjadi sedikit terkontrol. Tidak langsung mengeluarkan apa saja yang ada di kepala. Bahkan menangis biasanya spontan, pelan-pelan bisa ditahan dan diluapkan pada kondisi yang aman.
Skill Mewarnai Terasah
Saya memang bukan orang yang pandai dalam seni. Ilmu soal warna saya sangat kurang. Namun, saya jadi belajar dengan melakukan terapi seni yang dikenalkan oleh Ruang Pulih ini.
Senang Bermain Warna
Tidak bisa dipungkiri memang kalau warna-warni selalu memberikan kesan berbeda. Nah, mewarnai Mandala ternyata membuat saya senang karena bisa bermain-main dengan warna yang ada. Bahkan mencoba membuat gradasi meskipun hasilnya masih sangat sederhana sekali.
***
Well, art therapy yang dikenalkan oleh Ruang Pulih ini setidaknya menambah pengalaman baru buat saya. Pelan-pelan mulai berjalan mengenal diri dan menguak kembali kepingan-kepingan bahagia di masa kecil. Saya percaya kepingan itu pasti banyak meskipun hati saya yang sakit masih menganggap masih lebih banyak luka. Semoga saya tak pernah berhenti apalagi sombong karena sudah terapi seni.