Anak suka membaca. Kalimat yang selalu membuat sumringah ketika ada orangtua yang mengatakan demikian. Bahkan membaca artikel saja dan mendapati kalimat dan cerita bahwa kebiasaan membaca membuat aktivitas anak jadi lebih berwarna, itu akan saya ikuti dengan antusias.
Ya, saya sejak kecil diajak bapak membaca. Kata bapak, kalau suka membaca bisa keluar negeri meski sebenarnya fisik ada di rumah saja. Ya, membaca adalah jendela dunia itu benar adanya. Kalau tidak bisa membaca, apa saja yang terjadi di luar sana tidak akan diketahui.
Waktu kecil dulu bapak selalu membawakan buku-buku cerita yang berisi pengalaman sukses orang-orang ternama. Bahkan pernah beliau berharap bisa bertemu pembuat pesawat di Indonesia karena kagum dengan sosoknya. Buku biografi BJ. Habibie ada sebagai deretan koleksi bacaanya.
Sejak saat itu juga saya bilang ke bapak untuk bawa ke Bosscha. Siapa tahu bisa ketemu beliau di sana. Ya, bapak mau ketemu Habibie dan saya bisa lihat bintang di angkasa. Namun, sayangnya sampai sekarang impian bapak belum terwujud hingga sudah tinggal nama.
Saya bagaimana? Ya, sama. Sampai sekarang belum ke Bosscha padahal sudah punya anak tiga.
Tetap Semangat Ajak Anak-Anak Terus Membaca
Memang punya anak yang suka baca itu bahagia tersendiri. Saya jadi berpikir bahwa seperti ini mungkin bahagianya almarhum bapak ketika tahu saya sering membaca setiap hari. Bahkan ketika di sekolah, tempat nongkrong paling nyaman adalah perpustakaan.
Apakah punya hobi baca bisa punya banyak teman? Hmm, tidak juga. Justru itu yang selalu dipesankan bapak. Kalau ada yang tidak suka dengan kebiasaan baik tersebut, artinya saya tidak boleh memaksa apalagi mengolok karena teman tidak mau membaca. Bapak justru selalu harapkan teman-teman saya bisa mendapat pengaruh baik karena berteman dengan saya.
Dan benar, anak saya yang suka baca jadi bisa berteman dengan siapa saja. Di perpustakaan bertemu dengan kakak kelasnya juga yang suka baca bisa menjadi teman beda tingkat. Itu bisa membuat anak saya lebih mampu menghadapi masa depannya dengan lingkungan berbeda.
Jadi, kalau ingin anak-anak suka baca, pastinya:
Orangtua Jadi Contoh Dulu
Ini aku jadikan yang pertama karena memang anak-anak akan ikuti kebiasaan orang paling dekat dengannya di rumah. Siapa lagi kalau bukan orangtua ye kan? Nah, minimal salah satunya hobi baca. Bahkan lebih baik keduanya supaya saling mendukung satu sama lain.
Ajak ke Perpustakaan Minimal 1 Bulan Sekali
Harusnya sih minimal sepekan sekali tetapi karena perpustakaan kota tidak terlalu dekat, makanya sekali sebulan. Lumayan juga kalau setiap pekan karena dihitung-hitung justru bisa dapat 2-3 buku baru. Jadi, hemat dikit lah ya, hehe. Lagipula di rumah bisa menciptakaan perpustakaan mini dan ala-ala supaya anak tetap mau membaca.
Sediakan Stok Buku secara Berkala
Jika si ayah sedang banyak orderan alias ada lebihan pendapatan yang masuk, maka menyediakan buku baru buat anak itu bisa sekali sebulan. Bahkan dalam sebulan bisa beli 2-3 buku. Namun, kalau pekerjaan si ayah sedang tidak ramai, maka tergantung kapan ada lebihan, asalkan tidak lebih dari 3 bulan tidak ada buku baru.
“Kan ada e-book!”
Kalau anaknya sudah jenjang SD tidak masalah tetapi kalau masih balita itu sayang kalau terlalu sering terpapar gawai.
Beri Akses Membaca Online
Agar tidak kebablasan, selalu diberi kandang waktu. Tidak boleh lebih dari kesepakatan. Seasik apa pun itu membacanya namanya batas waktu itu ada. Pilihan baca dengan aplikasi online pun banyak. Bahkan dari Kemendikbud sudah menyediakan kanal khusus untuk baca buku secara gratis.
***
Well, perjalanan menjadikan anak suka dengan membaca pastinya butuh waktu. Sabar dan terus hadapi rintangan yang ada. Kelak itu akan menjadi cerita indah di masa depan. Anak gemar membaca sejak dini akan menjadi kebahagiaan luar biasa nantinya.
