Cara Membatasi Anak Bermain Gawai Cegah Kecanduan

Cara agar Anak Tidak Main Gawai Terus

Anak main gawai tanpa batas waktu itu bahaya. Bukan bahaya karena orangtua harus menyediakan jasa koneksi internet di rumah, tetapi ketergantungan anak pada gawai yang mengkhawatirkan. Fokus anak mudah disedot dengan hal-hal yang mengasyikkan. Salah satunya dengan gawai.

Nah, dalam keluarga kami, meski anak sudah meminta untuk dibelikan gawai sendiri, belum direalisasikan karena memang belum cukup usia. Ya, anak pertama masih 9 tahun tentu masih jauh dan harus sabar menanti bisa memiliki gawai sendiri.

Masalahnya ada anak yang sabar dan ada juga yang tidak sabar. Jadilah pakai gawai orangtua. Sekali dua kali tidak masalah. Jika berkali-kali itu sangat menganggu. Akhirnya butuh gadget management supaya semua merasa nyaman.

Cara Membatasi Anak Bermain Gawai

Lalu, ada yang bertanya bagaimana supaya anak kurang bermain gadget. Khawatir kalau kecanduan bisa berakibat fatal. Hmm, berikut beberapa cara yang mungkin bisa jadi referensi:

Perbanyak Aktivitas Fisik di Rumah 

Di sekolah tidak diijinkan bawa ponsel, otomatis tempat yang kemungkinan besar bisa digunakan adalah rumah, bukan? Nah, supaya tidak banyak waktu habis menggunakan gawai sehingga lama-kelamaan bisa kecanduan, orangtua harus punya banyak aktivitas untuk anak.

Ya, anak-anak diberikan aktivitas menarik, unik dan penuh ilmu sehingga tidak terpikirkan lagi akan bermain gawai. Diantaranya, bermain board game, memasak bersama, menanam di halaman depan atau teras dan masih banyak lagi.

Cara agar Anak Tidak Main Gawai Terus

Buat Jadwal Pakai Gawai dan Taati 

Orangtua pun harus mengikuti jadwal ini agar anak tidak protes dan akhirnya merasa tidak adil dengan keputusan. Pastikan semua didiskusikan dulu. Jika memang orangtua bekerja lebih banyak dengan ponsel, maka anak-anak harus diberitahu pekerjaan yang setiap hari butuh ponsel dengan durasi lebih lama.

Jika weekend misalnya, berikan anak waktu lebih banyak sehingga orangtua bisa lepas sejenak dengan ponsel. Anak-anak pun anak merasa dihargai dan tidak dinomorduakan karena lebih banyak memegang ponsel.

Jika Harus Punya Ponsel, Aktifkan Fitur Kontrol Orangtua 

Ada kalanya memang anak harus memegang ponsel. Apalagi jika ada tugas sekolah atau sejenisnya dan harus memegang ponsel, maka orangtua harus mengawasi.

Salah satu cara membatasi anak adalah dengan menggunakan fitur kontrol orangtua. Kita bisa tahu mengatur apa saja yang bisa ditonton anak-anak selama memegang gawai. Bahkan bisa mengatur waktu penggunaan gawai tersebut.

Hmm, memudahkan tanpa harus setiap kali meminta stop yang kadang ditolak atau tantrum tidak karuan. Kalau sudah ada timing, maka waktunya pun akan otomatis membuat gawai anak-anak tidak bisa digunakan.

Apakah ada yang sudah mempraktikkannya di rumah?

Orangtua Ajak Anak Diskusi 

Jika aktivitas fisik ternyata tidak semua anak enjoy, maka bisa memisahkan aktivitas berdasarkan usia anak. Tentu anak usia 4 tahun masih lebih senang lari-lari, lompat bahkan bermain apa saja yang ada di sekitarnya.

Berbeda dengan anak usia 9 tahun karena sudah mulai memahami adanya teman dekat. Bahkan dari teman dekatnya itu menjadi solusi untuk tetap pegang gawai karena saling berinteraksi melalui chat. 

Nah, orangtua bisa membedakan aktivitas seru pada kedua anak berbeda usia. Namun, lebih efisien ketika orangtua yang mau berinteraksi langsung dengan anak. Ajak diskusi mengenai kegiatan mereka di sekolah, makanan favorit hingga review film kartun ala-ala.

Dari situ, anak tidak sekadar lupa dengan ponsel tapi makin dekat dengan orang tuanya.

***

Well, anak saat ini memang hidup di zaman semua serba teknologi canggih. Jangan mengharamkan gawai digunakan oleh si anak. Berikan pengertian fungsi dan tujuannya serta batasan pemakaiannya berdasarkan usia si anak.

Anak yang diberi pemahaman dengan cara yang baik dan benar tentu juga akan memahami. Tidak akan ada penolakan ketika anak memahami dengan baik. Bagaimana agar anak demikian? Tentu dari faktor orangtuanya yang juga berusaha maksimal memberikan pemahaman.

0 Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

You May Also Like