Cara Mencegah dan Mengatasi Obesitas pada Anak

Waspada Obesitas Anak

“Duh, lucunya anaknya gemoy.

“Maaf ya Bun, pipi anaknya saya cubit-cubit karena gemes banget karena gendut.”

Kalimat yang masih selalu saja ada sampai kini. Bahkan pengalaman yang saya rasakan justru membuat perbandingan antara anak A dan B hanya karena postur tubuh.

“Ih, kok badannya ini lebih gendut ya? Usianya sama padahal.”

Sempat bikin stress karena anak gemuk selalu dianggap anak sehat padahal bisa saja obesitas. Kalau sudah mengalami obesitas pastinya harus segera diatasi sebelum menyiksa anak di masa depan.

Apa sih Obesitas pada Anak itu? 

Obesitas pada anak adalah kondisi badan gemuk tetapi tidak sehat. Sebab, ada penumpukan lemak di tubuh anak yang tidak diolah dengan baik karena berbagai faktor.

Banyak yang tidak sadar bahwa obesitas ini pun meresahkan jika tidak segera diatasi. Kalau saya sih lebih baik mencegah karena kalau sudah over pastinya akan lebih sulit penanganannya.

Obesitas pada Anak Mengalami Peningkatan 

Sangat disayangkan karena kasus obesitas pada anak masih selalu saja ada kasusnya. Menurut data dari Wakil Menteri Kesehatan RI, dr Dante Saksono Harbuwono, kasus obesitas di Indonesia pada 2023 meningkat dan Riskesdas mencatat kasus obesitas ada sebesar 15,3 persen.

Angka yang cukup signifikan. Untuk itu perlu bekerja sama antara orangtua, anak dan pihak terkait agar masalah obesitas ini terus ditekan angkanya. Sayang kalau anak yang harusnya selalu produktif terhambat karena masalah kelebihan berat badan ini.

Waspada Obesitas Anak

Mencegah Anak Obesitas 

Obesitas sebenarnya bisa dicegah jika orangtua mau dan mampu menjalankannya dengan telaten. Beberapa langkah yang bisa dilakukan antara lain:

Buat Jadwal Makan Teratur 

Disiplin dengan jadwal makan pastinya akan membantu metabolisme tubuh anak. Biasanya makan siang on time, maka pastikan selalu demikian. Hal ini agar nutrisi yang masuk ke tubuh juga bekerja sesuai dengan fungsinya.

Jangan menggabungkan dua waktu makan dalam satu waktu. Sangat tidak baik untuk kesehatan si anak pun nutrisi yang masuk ke dalam tubuh dipastikan kurang bahkan bisa bertumpuk di satu waktu karena kerja organ tubuh pencernaan pun ada batasnya.

Ajak Anak Olahraga Teratur 

Makan dan olahraga harus teratur. Tentu.

Semua yang serba teratur memang akan berjalan baik sebagaimana harusnya. Begitu juga jika setiap hari anak diajak berolahraga. Tidak perlu yang berat, jogging saja setiap selesai salat Subuh itu juga baik untuk tubuh si anak.

Orangtua Perlu Mencontohkan 

Biasanya kalau malam saya harus ngemil cokelat atau cokelat panas untuk menambah mood menulis. Namun, seiring dengan waktu, usia makin berkurang dan kondisi tubuh makin melemah, saya pun membatasi kesenangan itu.

Anak pertama sudah tahu kalau sudah selesai salat Isya, gosok gigi dan pakai skincare, artinya setelah itu tak ada lagi waktu makan. Nah, kebiasaan ini pun harus selalu dicontohkan. Jangan cheating kalau ingin anak menjadikan kita sebagai panutan utamanya.

Pastikan Anak Mengonsumsi Makanan Sehat

Apakah tidak boleh ngemil? Oh, tentu boleh banget.

Namun, camilan anak pun harus dipastikan sudah memenuhi asupan nutrisi selingan untuk anak. Kandungan nilai gizi pada kemasan harus menjadi sorotan utama orangtua sebelum memberikannya ke anak.

Makanan sehat sekarang pun banyak dikemas dengan menarik. Anak-anak pastinya akan suka dan tidak merasa terbebani dengan jenis makanannya.

Bagaimana Jika Sudah Mengalami Obesitas?

Jika anak sudah obesitas, pastikan dulu check list ciri-ciri anak obesitas sudah tercentang alias pada diri anak terlihat semua ciri obesitas pada anak. Ada pun ciri-cirinya antara lain:

  • Pertu buncit
  • Kelamin mengecil
  • Wajah bulat
  • Pipi tembem
  • Dada sedikit membusung
  • Kedua pangkal paha menempel dan bergesekan

Jadi, ketika anak sudah obesitas maka atasi dengan:

  • Makan hanya 3x sehari. Jika anak minta makan di luar jam makan, pastikan dulu bahwa makanan tersebut sehat dan baik untuk kesehatannya.
  • Kemudian anak tidak dibiasakan melewatkan sarapan karena biasanya kalau tidak sarapan, saat makan siang ada “balas dendam” dengan makan banyak.
  • Buah dan sayur dipilihkan yang rendah kalori saja sebagai media pengobatan.
  • Waktu makan tidak disambi dengan menonton TV apalagi bermain gawai
  • Ajak anak berpuasa Senin-Kamis sesuai dengan kesanggupan. Maksudnya dilihat juga usia si anak. Jika memungkinkan diajak untuk berpuasa, lebih baik puasa agar membantu menurunkan berat badan anak dengan perlahan
  • Olahraga teratur sesuai dengan anjuran pihak medis.

***

Well, anak gemuk tidak selalu sehat. Itu yang perlu diperhatikan dan ditanamkan pada diri orangtua. Namun, bukan berarti anak dibiarkan kurus yang akhirnya pun malnutrisi. Tetap ikuti patokan yang ada di buku KIA agar tenang dan nyaman membersamai anak.

0 Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

You May Also Like