Cara Mengajarkan Literasi Digital pada Anak

Cara Mengajarkan Literasi Digital pada Anak

Kalau ada orang tua yang masih tidak mengenalkan gawai ke anaknya sampai usia tertentu, saya sangat salut. Bahkan ingin belajar bagaimana tips-nya sementara saya dan suami tidak bisa lepas dari gawai karena memang pekerjaannya lewat gawai.

Tentu sebelum mengenalkan gawai, anak-anak perlu memahami dengan benar dulu mengenai gawai, manfaat, baik dan buruknya serta perlakuan yang harus dilakukan agar tidak menjadi “budak gawai”. Ya, kemampuan literasi digital sangat penting agar anak tidak kebablasan dan memahami dirinya dengan baik sebelum menggunakan segala jenis perangkat teknologi.

Literasi Digital, Apa itu?

Literasi Digital adalah kemampuan untuk memahami dan memanfaatkan media digital, baik itu berupa alat komunikasi, internet atau lainnya. Nah, kemampuan ini perlu dimiliki supaya tahu fungsinya dengan baik dan benar. Tidak asal menggunakan.

Lalu, Bagaimana Mengajari Anak mengenai Kemampuan Literasi Digital Ini?

Tentunya perlu dikenalkan dan diinformasikan mengenai media digital yang biasa digunakan oleh orang tua. Misalnya ponsel, laptop dan media digital lainnya. Cara mengenalkannya pun bisa disederhanakan agar anak tidak terlalu bingung memahami:

Waktu Tepat Menggunakan Ponsel

Meski anak melihat orang tua bekerja dengan ponsel, anak harus tahu waktu yang tepat bagi seusianya menggunakan ponsel. Jika waktu tidur siang dan malam, maka sebaiknya tidak melakukan komunikasi dengan teman pada jam tersebut karena tentu aturan masing-masing keluarga pun ada mengenai gadget time. 

Selain itu, ada yang namanya etika menggunakan ponsel. Jangan sekali-kali salah kamar ketika mengirimkan pesan. Sebab, tidak semua orang mampu memahami kesalahan tersebut. Bahkan bisa jadi sampai ke ranah hukum karena dianggap membuat orang lain tidak nyaman.

Cara Mengajarkan Literasi Digital pada Anak

Info tentang Apa Saja yang Bisa Diakses di Internet

Banjirnya informasi di internet mengharuskan orangtua untuk menyampaikan ke anak bahwa tidak semua info perlu diakses. Ada yang sebaiknya cukup tahu, ada yang tidak perlu sama sekali bahkan ada yang butuh diteliti lebih jauh kebenaran atau validitasnya.

Nah, sesuaikan dengan tingkat usia anak. Jika sudah mampu diajak diskusi, maka sampaikan bahwa ada informasi yang sebaiknya tidak perlu dijadikan bahan pengetahuan karena tidak penting. Kalau memang masih di bawah 13 tahun, maka selalu didampingi aktivitasnya. Kalau perlu dijelaskan dengan perlahan apa yang diakses anak dan manfaatnya.

Ajak Belajar Hal Baru yang Mengasyikkan

Menggunakan internet pastinya bisa jadi sumber wawasan dan keterampilan. Nah, supaya anak melek literasi digital, ajak mereka untuk belajar hal baru yang seru, unik dan pastinya bikin hidupnya jadi lebih berwarna.

Namun, tetapi diawasi karena tidak mungkin melepaskannya begitu saja tanpa diajari terlebih dahulu lalu memberikan kesempatan oleh si anak melakukannya. Kemudian, dari dekat atau dari jauh, bisa cek sejauh mana anak enjoy dan bertambah wawasannya dengan hal baru tersebut.

Pastikan ada waktu khusus sehingga anak tidak kebablasan dengan dalih yang menjadi boomerang untuk kita sebagai orang tua. Anak memang kalau sudah sangat senang dengan sesuatu biasanya akan lupa waktu jadi memang perlu ketegasan dan perjanjian di awal.

Menjelaskan Bahaya Jika Tak Pandai Literasi Digital

Anak kami masih kelas 3 SD tetapi beberapa temannya sudah punya ponsel sendiri. Sementara anak kami belum dan tidak akan pernah memiliki gawai jika belum mampu merapikan kamarnya dengan rutin bahkan memperhatikan hal-hal kecil di sekelilingnya. Jika sudah mampu bertanggung jawab dengan hal tersebut tentunya sudah bisa jadi pertimbangan.

Itu pun harus cukup umur agar sudah matang dalam menentukan setiap keputusan. Kecerdasan literasi digital tentu akan membentengi anak dari bahayanya jika tidak memahami digitalisasi yang sudah makin modern ini. Jadi, anak harus senantiasa diingatkan dan tentunya diawasi.

***

Well, jangan sampai anak kebablasan sehingga kecakapan akan literasi digital justru menjadi hal buruk di kemudian hari. Selalu sesuaikan dengan usia dan kebutuhan anak agar tidak menyesal dan sakit hati.

0 Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

You May Also Like