Cara Mengatasi Anak Tantrum tanpa Menyisakan Stress pada Ibu

cara atasi anak tantrum

Ketika jalan dengan teman yang sudah punya anak, seringkali melihat si ibu sudah bersusah payah membuat kondisi nyaman. Ternyata anak tantrum itu memang banyak tipikalnya tetapi paling sering mengamuk dan marah-marah. 

Saya juga tidak tahu dulu anak tantrum itu apa karena masih belum menikah waktu itu. Sejauh mata memandang, anak rewel ketika diajak ke tempat umum memang sering terjadi. Baru tahu kalau kondisi itulah yang paling dikhawatirkan orangtua, tantrum. Apalagi di tempat umum. 

Mengenal Tantrum Lebih Dalam

Tantrum adalah kondisi anak yang meluapkan perasaannya dengan cara marah, menangis, merengek, hingga guling-guling badan di lantai dengan ekstrim. Jika pernah melihat hal tersebut di tempat umum seperti mall, pertokoan atau lainnya, kita sama. Saya pun akhirnya tahu kalau anak tantrum akan berlaku seperti itu. 

Penyebab Tantrum

Tantrum sendiri disebabkan banyak faktor, diantaranya:

Jika ditanya penyebab tantrum maka sebagian besar karena anak menginginkan sesuatu tetapi tidak diperoleh. Hal ini yang membuat orangtua jadi serba salah karena keinginan anak tidak semuanya harus dipenuhi. Harus paham konsep kebutuhan dibandingkan keinginan. 

Seiring dengan berjalannya waktu, ternyata penyebab tantrum juga bukan hanya karena ingin sesuatu tetapi orangtua tidak memberikannya lho. Ada beberapa penyebabnya seperti:

  • Si anak memang terlahir temperamen. Memang ada anak yang disenggol sedikit sudah menangis atau marah. Padahal menurut kacamata kita sebagai orangtua kalau yang dilakukan itu hal biasa. Namun, bagi anak seperti kondisi ini akan sangat memicu tantrum muncul
  • Anak lelah atau kelaparan. Jika anak lelah atau lapar, berikan hak tersebut dulu agar bisa sedikit menekan emosinya. Menghadapi anak tantrum dengan penyebab ini biasanya lebih ringan dibandingkan penyebab pertama
  • Anak tidak bisa melakukan sesuatu. Biasanya ada anak yang menangis ketika tidak bisa menyelesaikan puzzle, ada juga yang menangis karena mainan kesukaan rusak dan tidak bisa diperbaiki sendiri oleh si anak dan kondisi lainnya yang serupa. Hal ini tentu jadi pemicu tantrum juga bagi anak. 

Nah, apakah ada penyebab tantrum pada anak lainnya yang bisa terjadi? Pastinya ciri anak tantrum yang masih normal akan berbeda dengan yang sudah berlebihan. Jika sudah berlebihan tentunya harus segera dilakukan tindakan lanjut seperti dibawa ke dokter.

Ciri-Ciri Anak Tantrum yang Perlu Diketahui

Anak tantrum biasanya adalah menangis dan merengek berkali-kali dengan jangka waktu tertentu. Tergantung si anak. Biasanya ada yang kuat sampai sejam, ada yang lebih. Ada juga yang enggak lama karena ada solusi dari orangtua yang cepat dilakukan. 

Namun, orangtua harus waspada jika tantrum anak sudah seperti ini:

Berjam-jam Bahkan Tidak Berhenti

Masalah seperti ini harus segera ditangani karena bisa berakibat ke mental. Jika sudah terkena mental justru memang tidak akan berhenti. Untuk itu perlu penanganan secepatnya sebelum terlambat dan berakibat fatal.

Melukai Diri Sendiri atau Orang Lain 

Sikap marah, emosi, atau apa pun ketika diimplementasikan anak dalam bentuk melukai, baik diri sendiri atau orang lain, memang sudah tantrum yang tidak wajar. Untuk itu, harus waspada dan segera bertindak sebelum anak melukai dirinya dengan benda tajam atau lainnya.

Jangan dianggap biasa atau sepele karena bisa berakibat kecelakaan (dalam hal ini luka) yang sangat disesalkan kemudian. Jadi, tetap memerhatikan anak ketika tantrum jangan sampai melakukan hal tersebut.

Lalu, Bagaimana Cara Mengatasi Jika Sudah Tantrum? 

Orangtua jika menghadapi anak tantrum tidak usah cemas berlebihan. Apalagi jika usia anak masih dalam rentang 2-4 tahun. Masih wajar karena mereka memang masih sulit mengutarakan keinginannya dengan baik dan jelas. Bahkan bisa bicara saja kadang tidak sesuai dengan yang dipikirkan orangtua.

Nah, jika anak sudah mengalami tantrum maka orangtua sebaiknya melakukan hal berikut:

Tatap Mata Anak dan Bicara

Menatap di sini bukan dalam artian tatapan mata tajam dan marah ke anak. Justru saat seperti itu anak butuh diperhatikan lebih. Jadi tatap mata dan usahakan bisa bicara dan mengatakan atau bertanya dengan lembut si anak melakukan itu kenapa.

Jika masih belum jelas ucapannya, lakukan langkah selanjutnya…

Peluk dengan Posisi Badan Sejajar dengan Anak 

Posisi seperti ini akan memberikan rasa percaya pada anak bahwa orangtuanya mau memahami keinginannya atau perasaannya. Peluk dan tangan menepuk lembut bagian punggungnya. Sampaikan dengan pelan bahwa dia anak shalih/shalihah sehingga tidak baik jika berperilaku demikian.

Jika peluk pun masih belum stabil, lakukan langkah berikutnya…

Gendong Anak Menjauh dari Keramaian 

Mayoritas anak itu tantrum di tempat umum, apalagi jika ingin beli sesuatu tetapi tidak diijinkan. Nah, sebaiknya anak segera dipindah ke tempat lebih kondusif agar tidak mencederai harga diri anak. Orangtua juga jadi merasa lebih tenang berkomunikasi dengan anak ketika lokasinya sudah aman dan nyaman.

Tempat umum terlalu riskan bagi orang-orang yang tangannya jahil sering memviralkan sesuatu tanpa tabayyun. Jadi, lebih baik mencegah daripada klarifikasi.

Beri Waktu Anak untuk Berpikir dan Tenang

Tidak perlu buru-buru minta anak kembali ke kondisi sebelum tantrum terjadi. Biarkan anak meluapkan dulu perasaannya. Jangan sampai anak merasa makin ditekan karena tidak diberi ruang meluapkan perasaannya. Pastikan juga meluapkan perasaannya dengan tidak berlebihan apalagi di tempat umum.

***

Well, anak tantrum memang sangat dihindari oleh orangtua karena bisa mengakibatkan mood seketika berubah. Namun, menyelami perasaan dan pikiran anak adalah perjuangan serta pembelajaran buat orangtua sepanjang hayat. Semangat!!!

0 Shares:
1 comment
  1. Anak tantrum ini memang adbsflbslb banget sii..
    Rasanya pen tebalikin dunia aja nih.. Huhuhu, antara pen marah, ngomel, ikutan nangis juga..
    Ya Allaa~
    Kudu perbanyak afirmasi positif ke diri sang Ibu, bahwa “Tantrum ini ga terus-terusan kok.. Cuma kali ini aja.” Bismillah, ya Allaaah..

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

You May Also Like
Mendekatkan Salfa dengan Buku
Read More

Mendekatkan Salfa dengan Buku

Alhamdulillah… senang rasanya melihat perkembangan demi perkembangan pada diri Salfa. Meskipun usia belum di angka 9 bulan, kelincahannya…