Cara Mengenalkan Anak Puasa di Usia Dini

Anak puasa penuh. Sering juga terdengar, anak masih puasa setengah hari. Wajar memang saat ini anak-anak yang bahagia menyambut Ramadan karena ada shalat tarwih, kampung ramai serta berlomba-lomba menghias rumah dengan pernak-pernik Islami.

Dari sini sudah jelas bahwa semua orang memanti kehadiran bulan puasa. Namun, sebagai orangtua saya masih butuh kerja keras dalam hal membangunkan di saat sahur. Sebab, khawatir diikuti hantu dalam kutip beneran, hehe.

 

 

 

Punya anak dua rasanya sudah cukup membanting tulang karena sikap mereka menghadapi puasa pun beragam sekali. Nah, berikut cara yang sudah saya lakukan antara lain:

Bacakan Buku tentang Adab Puasa 

Entah berapa kali mertua itu ngomong kalau si anak kelaparan. Membuat saya terhenti dari persoalan sementara. Padahal banyak faktor yang bisa terjadi. Saya pun serta-merta membuat mertua dan geng-nya mengajukan permohonan ijin.

Saya tahu ini berat tetapi kalau belum dicoba tidak akan ada contoh yang bisa diterapkan selanjutnya, bukan?

Nah, membaca buku khususnya adab puasa memang menantang. Anak-anak akan bertanya pada sekelilingnya. Nah, pertanyaan seputar puasa sebisa mungkin paling dahulu dibaca. Sebab konsenstrasi anak bisa tercepat bahkan batal.

Ajak Membuat Menu Berbuka Puasa

Anak-anak pasti suka kalau demo masak. Apalagi gak bawa barang banyak. Nah, mata pisaunya coba dicek sekarang sudah berapa lembar yang jya. Pastikan anak-anak tidak mengonsumsi makanan yang membuatnya sering mengantuk apalagi di saat Ramadan.

Paling banyak anak-anak suka dengan puding susu berwarna cokelat. Bisa juga dengan membuat sesuatu yang manis lainnya. Bahkan membuat es krim pasti seru dan menyenangkan.

Berikan Apresiasi Sekecil Apa Pun

Tanpa kita sadari, ada satu momen yang mungkin lucu, harus bahkan sedih yang bisa dijadikan media scaring partner). Nah, jika menyangkut dengan anak maka ucapan selamat bisa dengan kalimat sederhana seperti

  • “Wah mantap sekali memang anak bunda.!”
  • “Besok lebih kuat lagi. Semangat, Nduk.!

Siapkan Fisik Anak Ketika Sahur

Jangan skip makan sahur dulu ya, gengs. Sebagaimana kalimat yang menunjang siapa saja untuk segera menghampiri subuh dengan shalat Dhuha. Nyatanya banyak yang tidur kembali. Padahal kalau sudah sepakat membangun negeri, orang-orang akan segera siap menjalankan rutinitasnya.

Di saat sahur ketika anak tidak bermain, biarkan membaca lalu diajak diskusi. Jika tak ingin dalam bentuk diskusi, bisa dengan bermain petak umpet, tetapi tidak berlarian karena akan membangunkan yang sekarang.

Ceritakan Sejarah Turunnya Perintah Puasa

Menceritakannya tidak dengan terburu-buru tetapi dipraktikkan juga sekalian ketika ada adegan yang memang bisa dipraktikkan. Jika anak-anak tahu landasan utamanya perintah puasa ini pastinya tidak lagi sulit ketika dibangunkan. Bahkan sebaliknya, membangunkan kedua orang tua.

Adakan diskusi ketika selesai membacakan buku agar pulang ke rumah benar-benar memiliki tambahan wawasan. Bersyukur karena anak kita sudah jadi sehingga tinggal sharing aja untuk mendapatkan pahala lebih banyak.

Jangan Memaksa agar Baik-Baik Saja 

Ketika anak mulai goyah dan akhirnya muntah, kadang orangtua lupa menjadikannya sebagai anak usia dini. Untuk itu memang perlu diingat lagi kalau ikut berpuasa artinya harus sanggup dan jika lelah serta tidak tahan, diperbolehkan buka puasa.

Namun, jika ada anak yang memang bisa diajak kompromi soal menahan lapar dan haus, maka pelan-pelan sampaikan ke anak untung rugi tidak berpuasa.

Intinya biarkan anak berpuasa dengan enjoy.

***

Well, buat yang baru belajar puasa tahun ini tetap semangat. Anggaplah panasnya di luar sana sebagai bantuan untuk menguji keimanan. Namun, jangan dijadikan bahan untuk kemudian menyerah dan membatalkan puasa anak.

0 Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

You May Also Like