Cara Menghadapi Anak yang Bertengkar dengan Saudaranya

cara mengatasi anak bertengkar dengan saudaranya

Berkumpul bersama keluarga di hari raya memang menyenangkan. Bahagia dan haru bercampur jadi satu. Saya yang baru turun dari pesawat sangat berharap bahwa kebersamaan itu tidak segera berlalu. Ingin sekali mengatakan agar kebersamaan itu biarlah ada untuk beberapa waktu kemudian. Soalnya, empat tahun tidak bersua bukanlah waktu sebentar.

cara mengatasi anak bertengkar dengan saudaranya

Namun, pertemuan dengan orang yang baru ditemui memang membuat canggung. Ini terjadi pada anak-anak. Anak saya pun merasakan hal yang sama sehingga menjadi ngalem alias manja atau bahkan cengeng adalah kenyataan yang harus dihadapi. Biasanya dengan orang baru akan melakukan perkenalan diri. Setelahnya bercengkerama bersama.

Apakah setelah itu tidak ada muncul perselisihan? Oh, mungkin cuma di surga seperti ini, haha. Tentu mood anak-anak tidak akan baik full sepanjang hari. Ada masa di mana mood mereka sedang tidak ingin bermain bersama, merasa ingin menikmati sesuatu sendiri bahkan merasa terancam ketika ada teman bermain di sekitar. Untuk itu, penting bagi orang tua agar tidak ceroboh dalam mengambil sikap ketika melihat anak-anak sedang bertengkar yang notabene adalah saudaranya sendiri.

Jika Anak-Anak Bertengkar

Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan ketika mendengar atau menyaksikan anak-anak bertengkar:

Segera Melerai

Sebelum terjadi kekerasan fisik, sebaiknya anak-anak segera dilerai agar pertengkaran berhenti sesaat. Jauhkan anak-anak yang sedang bertengkar agar keduanya bisa kembali tenang. Jauhkan posisinya, jika memungkinkan bawa ke ruangan terpisah. Hal ini untuk memastikan anak-anak sedang mengubah emosinya menjadi lebih stabil.

Bertanya ke Masing-Masing Anak

Setelah anak-anak dijauhkan ke ruangan berbeda, waktunya kita bertanya. Pastikan mereka tidak lagi menangis sehingga ketika ditanya fokus mereka ke jawabannya. Pun jika menjawab sambil menangis, kita yang akan terganggu karena tidak tahu apa yang sedang dikatakan oleh si anak.

Pertanyaannya bisa diawali dengan:

“Tadi main apa kok bisa bertengkar?”

“Kamu mau enggak ceritain ke bunda/ayah apa yang sedang terjadi?”

Dengan pertanyaan ini anak-anak biasanya akan menjelaskan panjang lebar dengan nada menyalahkan lawan mainnya.

Mengajak Anak Berdamai

Setelah mendengarkan cerita anak, kita mengajaknya meminta maaf meski tidak dalam posisi salah. Meminta maaf bukan karena menunjukkan kelemahan melainkan membuat diri anak lebih lega karena tidak ada perasaan dendam. Selain itu, anak-anak yang terbiasa meminta maaf akan mendapatkan kesempatan baik dalam hidupnya karena menjalani kehidupannya tanpa hal-hal menyesakkan dada bahkan pikiran. Terbiasa memaafkan dan meminta maaf akan berdampak pada caranya memperlakukan orang-orang di sekitarnya jadi lebih beradab.

“Bukan aku yang salah, Bunda. Dia duluan.”

Tidak jarang mendapatkan kalimat ini keluar dari bibir anak saya. Namun, seiring dengan waktu kami selalu menceritakan dan memberikan contoh betapa meminta maaf dan memaafkan adalah sikap yang sangat penting dimiliki oleh siapa saja.

Ikut Bermain bersama Anak-Anak

Biasanya setelah ada perselisihan, anak-anak akan enggan bermain bersama lagi. Namun, ini bisa dicegah dengan ikut bermain bersama anak. Saat melakukannya, kita ikut menjelaskan bahwa bermain bersama sebaiknya akur. Ceritakan juga buruknya ketika bermain tetapi selalu bertengkar.

Jika perlu, bacakan buku yang memperlihatkan indahnya bermain bersama dengan saudara apalagi jika jarang bertemu setiap hari. Jangan ukir momen yang disesali kemudian. Karena setiap detik sangat berharga.

***

Well, jangan panik kalau anak bertengkar dengan saudaranya, baik itu saudara kandung atau dengan sepupunya. Tetap tenang dan jalankan apa yang sudah disarankan di atas karena anak-anak memang belum mampu berpikir kompleks seperti kita, orang tuanya. Jangan melakukan hal-hal yang kelak akan disesali di masa depan.

0 Shares:
43 comments
  1. Wah, ini dia tips menarik menghadapi anak-anak yang bertengkar dengan saudaranya. Melerai itu iya harus. Kemudian kita tanyakan langsung kepada masing-masing anak permasalahannya sehingga sampai membuat mereka berantem ya hihihihi. Menasihati mereka supaya tak mengulanginya lagi itu bagus.

    1. Jadi ingat masa kecil dulu sering berantem dengan adek, sayangnya ortu dulu blm dpt ilmu parenting semudah jaman sekarang, jadi beda banget perlakuan ortu jaman dulu yg pasti selalu saja kakak yg disalahkan tanpa ada pembicaraan.

      Ada yg punya pengalaman serupa

  2. Kalau anak-anak lagi bertengkar, selalu minta mereka saling salaman, berpelukan. Baru kemudian ajak ngobrol bareng kenapa-kenapanya dan diarahkan selagi sudah adem

  3. Menarik nih, walau sepanjang pengalamanku biasanya anak-anak punya cara sendiri untuk berdamai dan berbaikan dengan teman mainnya termasuk saudara. Di keluarga besarku jarang sih ada anak-anak yang berantem gini, kalaupun ada yang turun tangan biasanya sepupu yang paling tua. Orang tua, biasanya terima pengaduan aja. hehehe.

  4. Iya mbak bener, kalau abis bertengkar biasanya belum mau bermain bersama lagi. Gpp jangan dipaksakan dulu. Ajak main barengnya bisa di lain waktu. Yang penting didahulukan mengajak anak mencurahkan isi hatinya dengan jujur mengenai apa yang terjadi, lalu mengajaknya bermaafan. Kasih jeda untuk tenang, baru main lagi, tapi ga saat itu juga.

  5. anak-anaku banget nih haha namanya juga kakak adek dan amsih kecil jadi wajar sesekali berantem gegara hal sepele. biasanya saya lerai dengan saya minta untuk mencari solusi dari permasalahan mereka sendiri

  6. Daku pernah baca komen² di medsos TikTok tentang hal kek gitu, kalau ada perselisihan jangan dibilang, “namanya juga anak-anak” tapi gak ada actionnya dari si orangtua buat mengarahkan yg lebih baik

  7. Jadi orangtua juga harus bijak ya kak. Ga boleh membela anak sendiri/membela yg muda/lbh tua. Lbh bijak membicarakan baik2 dan berkomunikasi dgn bahasa anak biar sang anak juga sportif terhadap setiap kejadian yang menimpa anak.

  8. Anak-anak kalau sedang bertengkar itu kadang ada juga yang bilang untuk nggak lekas dilerai kecuali sudah cukup membahayakan semisal main gebuk-gebukan. Tapi habis baca artikel ini, ternyyata ilmu jadi orangtua itu nggak ada habisnya.

  9. Merasakan banget dinamika mengasuh 4 anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Sebentar berantem, sebentar berdamai. Orangtuanya harus ekstra sabar banget ini menghadapi bocil-bocil yang luar biasa

  10. Dulu waktu anak2 masih kecil, kadang2 aku biarin aja mereka bertengkar, sambil dipantau itu ngeributin apa sih. Kita yang orangtua tentunya bisa segera memahami apa yang terjadi setelah beberapa menit kemudian, baru lah melerai dan ajak bicara satu2 secara terpisah. Klo di aku, anakku yang kecil yang sering menyulut pertengkaran hehehee..

  11. Makasih ya mbaa. Ini jadi suasana tiap hari haha. Anak2 ada berantem. Memang beberapa saat aja beneeer sih. Ada aja yg dimasalahin 😂
    Ku jg nontonin dulu, mempersilakan smua angkat suara, ujungnya berpelukan walau sambil cembelut.. Wah udah seru kayak drama bener 😅 sampe pucing..

  12. aku belum merasakan anak bertengkar dengan saudaranya, karena anakku baru satu, tapi aku hidup dengan banyak saudara, dan terkadang suka bertengkar juga, dengan tips ini bisa jadi bekal aku nih kalo nanti mungkin dikasih kesempatan punya anak lagi

  13. Sebagai calon mamak anak dua (amin), aku menyimak banget nih tips n triknya karena masih belum berpengalaman dan masih takut banyak salahnya hehehe

  14. jadi orang tua memang nggak mudah ya. harus bijak dan sabar di setiap saat. apalagi kalo anak berantem harus bisa ngontrol emosi. jangan sampe deh malah keikut emosi dan nyalahin anak. semangat mbak!

  15. Jadi orang tua memang tidak mudah, harus banyak belajar bagaimana menghadapi anak anak yang beda wataknya, orang tua harus berlaku bijak tidak boleh memihak siapapun agar anak tidak merasa di bedakan, jika sedang bertengkar seperti itu kita harus pintar pintar ,mengontrol emosi agar tidak ikut tersulut keributan anak anak, semangat bunda.

  16. anakku banget ini, semua sepele jadinya ribut, sampai rasanya kewarasanku jadi terganggu. Bukan nggak bersyukur punya anak tapi terkadang ingin punya ruang untuk sendiri

  17. Anak2 itu bertengkar paling gak lama sudah baikan beda sama orang dewasa nah kalau emak ikut campur yg akur duluan anak tp emaknya ga akur akur hehehe

  18. Tips yang sangat menarik nih. Saya belum kepikiran gimana caranya nanti ketika anak saya bertengkar dg saudaranya yang udah deket atau pun yang baru ketemu pas di momen tertentu.

  19. Sepakat sama tipsnya, aku kalau anak aku bertengkar sama teman ataupun saudaranya, juga kuajak menyingkir dulu, kutanya baik-baik, salah enggak salah juga kusuruh minta maaf.
    Tapi yang jadi masalah tuh kalau ortu si anak baper Mbak, duh ini enggak enak banget dan aku habis ngalaminnya.

  20. Kalau saya mungkin agak berbeda. Terkadang gak langsung melerai ketika melihat anak-anak saya sedang bertengkar. Cukup amati aja dari kejauhan.

    Bagi saya, mereka juga perlu belajar mengelola konflik tanpa orangtuanya harus selalu ikut campur. Paling ya kalau dirasa suasana semakin memanas atau mulai ada tanda-tanda main fisik, baru deh turun tangan. Tapi, selama ini gak pernah sih sampai kayak gitu.

    Seringnya mereka akur sendiri. Udah main bareng lagi. Kalau suasana udah dingin, baru deh saya nanya-nanya ttg pertengkaran mereka. Biasanya lebih mudah menerima masukan. Tapi, setiap keluarga pasti punya cara masing-masing, ya.

  21. Kadang gemecc banget sama pertengkaran anak-anak ini.
    Mungkin ya.. menurut kita sepele, tapi bagi mereka urusan menang kalah ini penting banget sehingga sebagai orangtua jadi menghindari untuk memihak salah satunya. Kudu banyak banyak belajar komunikasi produktif agar pesan singkat namun maknanya sampai dan tidak melukai perasaan anak.

  22. urusan pertengkaran anak uda jadi makanan saya sehari-hari sih mba, sejak bangun tidur sampai balik tidur lagi! hahaha. segala macam cara termasuk poin-poin diatas selalu saya lakukan. gak bisa selesai dalam satu pertengkaran sih, karena akan terus bergulir sampai mereka remaja. jadi ya, tetep berusaha sabar dan jaga eosi juga mood biar ketika melerai pertengkaran mereka, saya gak pake mode in dinosaurus! hihihi

  23. Kalo anak pas berantem gitu, aku lebih milih ajak ngomong aja mereka sekaligus. Apa yang satu rasakan, apa yang satu rasakn. Kemudian ya kasih pendapat saya. Mereka juga makin lama makin besar ya jadi buat tahu mana yang pas

  24. Biasanya kalau anak-anak bertengkar sama saudaranya, kami (orangtua masing-masing anak) cuma senyum-senyum sambil kerja sama melerai mereka mbak, ahaha. Orangtua kedua anak juga butuh kompak ya supaya si anak juga bisa melihat contoh hubungan yang akur 😀

    1. Anak anak aku banget nih, walaupun dah gede gede juga masih suka berdebat. Tapi ya namanya anak anak, wajar ya mak punya perbedaan pendapat gituuuu.. makasi banyak sharingnya ya maaaak, nanti mau coba praktekin aaaah

  25. Anakku juga gitu, awalnya enggak mau maen bersama, terus diputarin deh film atau tontonan kesukaan mereka eh akur lagi. Emang perlu ada trik tersendiri agar anak kembali aku ya

  26. duh kebayang banget gimana nanti kalau punya anak ya wqwq. tapi ada gak ya di dunia ini saudara yang gak pernah berantem? 😀

  27. Menjadi orang tua tantangannya luar biasa, ya. Bukan soal gimana kita mengaplikasikan ilmu parentingnya, tapi juga gimana kalau anak bertengkar dengan saudaranya. Info yang menarik nih buat saya, biar gimana nantinya pas anak saya ada berantemnya. Apakah saya cuma nyengir, atau malah maju ikutan, atau melerai.

  28. Terima kasih atas sharingnya, ini kasus anak-anak aku banget. anak tiga sering juga berantem. Aku termasuk yang jarang sih melerai anak saat berantem apalagi jika mereka berdebat, saya biarkan saja kecuali pakai aksi fisik, baru saya melerai. Nanti mereka diam sendiri, hehehe. Mereka kadang berargumen macam2, selagi sopan saya biarkan saja

  29. Sama ya mbak
    Kita punya dua anak perempuan yang pasti lebih banyak berselisihnya setiap hari
    Sebagai ibu harus bijak ya dalam menyikapi pertengakaran antar anak ini

  30. Bertengkar ini bumbu banget gasii?
    Jadi biar akrab kudu bertengkar dulu.. hehehe~
    Ya tapi jan sering-seing juga siih.. bikin pusing.

    In syaa Allah anak-anak memahami makna komunikasi seiring kematangan usia,

  31. Namanya anak2 dalam proses belajar dan mengenal hal baru itu wajar yaa saling berdebat dan berujung bertengkar. Tapi tenang mereka pasti ga lama…cukup.kita sbg ortu tidak ikut campur apalagi sampai melabrak orang tsb.

  32. itulah yang terjadi sehari-hari
    kalau ga rame kayak ada yang kurang apalagi masa-masa menjelang tidur, bisa gelut di kasur, hahaha
    eh anak cewe gini juga ga sih?
    makasih tipsnya mbak Amma. Biasanya si adik yang nangis sambil minta peluk. Tapi bukan berarti kakak selalu salah.

  33. Ini problematik kalau anak2 jaraknya usianya dekat ya mba .. bener banget tipsnya . Usahakan kita main bersama pun kalau pas berantem kita gak menyalahkan satu sama.lain diajak diskusi dn saling memaafkan

  34. Nah ini yang terjadi dengan anak-anakku. Dua gadis, si kk perfect si adek slonongboi alias cuek. Terkadang gemes banget kalau sudah bertengkar suara gede dan menjerit-jerit. Thanks ya tipsnya

  35. Jujur karena aku jarang bersama anak-anak, aku masih belum ngerti2 banget sih Mak cara handle saat mereka bertengkar. Kadang kalo aku sebel dengan ribut2nya anak tetanggaku malah aku komporin “gelut! gelut! gelut!” wkwkwk sungguh keisengan yang ngga berfaedah tapi karena kadung jengkel duluan kayanya. Kalo itu ponakan atau anak sendiri, mungkin beda cerita.

  36. kalau anak sudah mulai berantem itu memang lumayan bikin pusing. mana masing-masingnya ngadu si A yang mulai dia cuma balas. Sebagai ibu jadinya cuma bisa menyuruh mereka berdamai deh atau diamin sekalian. he

Leave a Reply to Retno Kusumawardani Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

You May Also Like