[Day 2] Games Bunda Sayang: Komunikasi Produktif – Halo ibu-ibu hebat dimanapun berada. Bertemu lagi di postingan hari kedua untuk menjawab tantangan Bunda Sayang dengan tema Komunikasi Produktif.
Jika kemarin adalah belajar untuk mengatakan BISA sebagai ganti TIDAK BISA, maka hari ini saya belajar lagi mengatur intonasi suara saat berbicara dengan si kecil Salfa. Perkara sepele saja sebenarnya tetapi terkadang Salfa membuat gregetan karena reaksinya terhadap apa yang saya inginkan tidak direspon dengan baik. Dan hari ini adalah permasalahan Salfa yang ketika buang air, tidak ingin segera dibersihkan di kamar mandi.
Saya yang memiliki sifat jijik turunan dari nenek akhirnya selalu terpancing jengkel ketika mengetahui Salfa sedang bersama kotoran dalam diapers-nya. Saya selalu berusaha tidak mendiamkan ketika Salfa buang air karena mengajarkan untuk selalu berada dalam kondisi bersih. Namun, sejak usia di atas setahun, Salfa seperti ogah-ogahan untuk dibersihkan dengan berkata:
Bunda : “Fa, ayo cepat cebok sini!” Kalimat awal yang masih dengan nada datar.
Salfa : “Ndak mau, Nda.” (menjerit dan lari menjauhi saya)
Melihat kondisinya seperti itu, entah kenapa saya seketika marah. Saya khawatir ketika tidak langsung dibersihkan, feses-nya berceceran di lantai. Bisa jadi juga dipegang sendiri yang kemudian mengakibatkan “kekacauan” luar biasa di dalam rumah. Maka tanpa sadar intonasi saya meninggi saat melakukan ajakan untuk segera ke kamar mandi:
Bunda : “Fafaaa… ayo sini! Cebok! Jorok sekali kok ya kamu ini nggak mau cebok.”
Jika sudah bernada tinggi seperti itu, Salfa dengan wajah ketakutan setengah ogah-ogahan pun mendekat dan mengikuti saya ke kamar mandi untuk dibersihkan.
Dan untuk menjawab tantangan komunikasi produktif ini, saya berusaha bicara woles seolah tanpa beban apa-apa:
Bunda: “Salfa eek ya? Yuk, Bunda temenin ke kamar mandi. Boleh bawa ini.” (Saya menyodorkan sebuah gayung kecil yang memang berfungsi sama dengan gayung di kamar mandi selama ini)
Saya menyodorkan gayung tersebut karena tahu kalau Salfa suka dengan air. Maksud dan tujuan saya dengan gayung tersebut, Salfa jadi mudah diajak ke kamar mandi. Apakah di kamar mandi Salfa kemudian main air? Tentu, tetapi tidak akan berlama-lama karena begitu selesai saya membersihkan bagian tubuhnya karena buang air besar.
Jujur saja, melakukan hal ini tidak mudah. Karakter saya sejak kecil yang dididik keras masih terbawa sampai sekarang. Tetapi bukan berarti bahwa saya tidak ingin belajar untuk jadi lebih baik. Setidaknya menjadi bunda yang baik untuk Salfa.
Salam Bunda Sayang…