Halo semuanya…
Saya, Bunda Salfa, ingin bercerita sedikit seputar imunisasi. Well, ini adalah pengalaman pertama buat saya mengantar makhluk mungil untuk imunisasi. Jika ingat dulu, saya paling malas menemani Ibu ke Posyandu saat adik bungsu menjalani rutinitas bulannya (baca: imunisasi). Bukan malas karena jarak yang jauh. Hanya saja telinga saya rasanya “bising sekali” ketika mendengar banyak anak bayi menangis bersamaan.
Tibalah takdir membawa saya pada posisi harus menemani Salfa imunisasi. Ini imunisasi yang ketiga. Mungkin karena sudah “dicekoki” dengan cerita yang aneh-aneh soal imunisasi DPT, maka saya berangkat pun sudah dalam kondisi “takut” dan “super khawatir”. Takut karena akan menghadapi Salfa disuntik lagi (meskipun pada imunisasi sebelumnya, tangisa Salfa hanya sesaat saja). Super khawatir karena dibayangi efek samping setelah disuntikkan vaksin DPT, yaitu demam.
Tidak hanya dari pihak teman dan juga keluarga, salah satu dokter anak pun mengatakan bahwa kemungkinan Salfa bisa mewarisi penyakit Step dari Ayahnya. Itulah yang membuat detak jantung saya sudah tak terkontrol saat akan berangkat ke Posyandu terdekat.
Antri dan panas membuat saya semakin gerah. Salfa yang tadinya tidur saat berangkat, terbangun dan mengamati sekelilingnya (tentu dengan caranya sendiri). Saya sudah berusaha membuatnya agar tertidur kembali ternyata gagal. Salfa kemudian terganggu dengan suara tangisan bayi di sekitarnya apalagi ketika ada bayi yang disuntik dan mengakibatkan tangisa kencang.
Saya perhatikan Salfa mulai tak tenang dan kaget. Walhasil, giliran Salfa disuntik menjadikan saya bingung. Tangisan Salfa jauh lebih kencang dari biasanya. Bahkan air matanya sampai menetes banyak. Merah di wajahnya semakin membuat saya takut, ditambah lagi suhu badan mulai hangat. Sebegitu cepatkah pikir saya. Tetapi memang reaksi bayi berbeda-beda terhadap segala hal.
Salfa menjadi demam dan cengeng. Hingga tangisannya membawa seisi rumah panik dan bingung. Suara tangisan Salfa benar-benar berada di ambang batas wajar sampai kehabisan suara. Digendong tak bisa diam, diminumkan ASI tetap saja menangis bahkan ada beberapa saat Salfa tidak memakai celana karena tak tega menyentuh bekas suntikannya.
Gambar pinjam di SINI
Hmmm… saya jadi bergumam sendiri: ini baru DPT-1 dan masih ada DPT selanjutnya. Apakah saya akan merasakan kepanikan seterusnya saat imunisasi yang menyebabkan demam pada Salfa? Let we see next and I hope no…
1 comment
Jadi mau lihat jadwal imunusasi kapan lagi buat Fira. As long time, aku gak berani pegang kalay Fira sedang disuntik