Anak bisa puasa full. Bahagia dong tentunya. Siapa saja yang menjadi orang tua dengan anak yang sudah bisa puasa penuh meski masih kecil akan bangga luar biasa. Cara mengajari anak berpuasa sejak dini memang tantangan tersendiri bagi orang tua. Untuk itu perlu ilmu agar tidak sekadar menyuruh anak tetapi juga memberikan kesempatan kepada anak untuk menyampaikan ekspresinya.
Namun, terkadang anak-anak merasa takut menyampaikan apa yang dirasakannya. Takut orang tuanya tidak bisa menerima dan saklek pada aturan apalagi ini menyangkut aturan agama. Jika tak biasa tentu tak akan bisa. Peran orang tua penting sekali agar tidak sekadar memberi anjuran puasa tetapi bisa memberikan solusi pada kondisi anak.
Tips agar Anak Tetap Mau Lanjut Puasa Penuh
Berikut beberapa langkah yang saya lakukan ketika anak mendadak meminta buka di tengah hari atau acting dengan menunjukkan aksi kelelahan yang amat sangat:
Ajak Komunikasi Ringan
Seringnya saya sampaikan seperti ini:
“Orang diminta puasa itu untuk merasakan bahwa lapar itu menyiksa. Banyak yang lapar di luar sana jadinya kita harus prihatin. Lagipula cuma 1 bulan, Nduk. Di luar sana mereka menghadapi situasi lapar hampir setiap hari bahkan tidak ada adegan berbuka.”
Biasanya anak langsung memberikan responnya. Banyak bertanya dan akhirnya jadi diskusi ringan yang panjang bahkan tidak jarang tertidur pulas dan bangun jelang salat Ashar.
Iming Hadiah Jika Bertahan
Banyak yang menganggap janji seperti ini itu membuat anak jadi matrealistis. Memandang sesuatu dari apa yang akan diperoleh. Padahal ini sekadar motivasi, jika si anak tidak sanggup ya tidak usah dipaksa. Namun, tipikal masing-masing anak tuh berbeda. Ada yang senang diberi janji akan hadiah ada juga yang masa bodoh, hadiah bisa dalam bentuk imbalan dari pengorbanan lain misalnya.
So far masih bisa berjalan dengan perjanjian ini sehingga anak masih betah puasanya.
Bacakan Buku tentang Manfaat Puasa
Ada banyak buku yang bisa dijadikan referensi. Bahkan dalam bentuk e-book juga banyak. Tinggal bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan dan daya tarik anak. Anak saya suka sekali membaca makanya sangat baik sekali disugesti lewat buku. Pun ada contohnya yang bisa langsung dilihat berupa ilustrasi dalam buku.
Peluk Lebih Sering
Sejak kecil bapak selalu memeluk saya ketika sedang berpuasa. Memeluk sejenak dan menguatkan sambil mengatakan:
“Sabar ya, Nak. Beginilah rasanya ketika orang-orang di luar sana tidak bisa makan karena tidak punya apa-apa. Tahan sebentar lagi ya.”
Sungguh, seketika rasanya kembali segar dan lanjut puasanya jadi lebih ringan. Nah, saya praktikkan juga ke anak sulung saya. Alhamdulillah dia sangat senang dan seperti dimengerti perasaannya. Saya sendiri sangat bahagia karena merasa disemangati, diperhatikan bahkan dilindungi. Begitu juga pasti yang dirasakan anak sulung saya.
Beri Hiburan yang Disukai
Saat Ramadan, banyak tontonan Islami yang ditayangkan di layar kaca. Supaya anak merasa tetap semangat dan tidak memikirkan perut yang lapar, bisa diberikan untuk nonton tayangan di TV atau Youtube. Pastikan juga tayangannya tidak melanggar syariat puasa karena puasa artinya menahan segala hal yang tidak baik dilakukan sejak Subuh hingga Maghrib.
Banyak kok tayangan mendidik dan memberi solusi ketika mereka merasa haus dan lapar. Bahkan jika mereka nonton dengan bahagia pastinya waktu pun berlalu tanpa drama lapar dan haus.
Namun, tetap ada batasannya juga. Jangan sampai nonton dari pagi sampai bedug Maghrib. Ini tidak baik juga buat anak-anak khususnya perkembangan otaknya.
***
Well, ketika anak minta batalkan puasa di tengah hari, jangan langsung jawab “iya”. Pastikan dulu tahu kondisi anak yang sebenarnya. Jika dirasa memang perlu berbuka yaa apa boleh buat, namanya juga anak-anak yang masih latihan. Terkadang banyak gangguannya. Pastinya kita harus yakin bahwa anak sebenarnya bisa hanya karena tidak terbiasa.