Tips Editing Naskah a la Pak Darma Eka Saputra – Bahagia berada dalam naungan IIP makin terasa. Semenjak berani memajukan diri untuk mengambil amanah demi amanah, ternyata rezeki pun semakin berdatangan satu per satu. Tetapi, jangan pernah dibayangkan bahwa rezeki yang saya terima selalu dalam bentuk materi atau benda yang kasat mata. Seringkali rezeki tersebut berupa ilmu yang bermanfaat dan sangat saya butuhkan.
Rezeki kali ini adalah ilmu editing naskah/tulisan yang dibawakan langsung oleh Bapak Darma Eka Saputra. Pria kelahiran Kapau, 18 Maret ini sudah bekerja sebagai in-house and professional editor selama 2 (dua) tahun ini. Namun, pertama kali mulai terjun dalam dunia menyunting naskah sejak tahun 2012-2013. Sudah berpengalaman, bukan?
Rabu, 8 November 2017, tepatnya pukul 20.00 WIB, Pak Darma (begitu sebutan akrab beliau), sharing kepada kami (Fasilitator Bunda Sayang IIP) di grup WhatsApp tentang dunia editing, dunia yang digelutinya saat ini sembari menjadi full time husband.
Tentu saja dalam sebuah sharing ada tanya-jawab yang muncul di kalangan peserta grup. Dan berikut hasil resume dari tanya jawab tersebut:
Bagaimana awal mula sehingga bisa menjadi editor?
Bergabung ke komunitas baca dan menulis hingga akhirnya dikenal suka baca dan menulis, maka diberikan tawaran untuk mengedit sebuah naskah. Bahkan pernah ikut kelas menulis di Masjid Salman ITB lalu ada lowongan menjadi editor, daftar dan akhirnya pindah dari Bandung ke Surabaya untuk menggeluti bidang ini.
Biasanya Pak Darma edit naskah apa saja? Dan berapa lama?
Buku-buku terjemahan dengan fokus pada tema Kepemimpinan dan Pengembangan Diri. Untuk lamanya, tergantung tebal buku. Jika buku tersebut berkisar 200-300 halaman, maka membutuhkan waktu 2-3 minggu untuk menyelesaikan.
Apakah boleh mengedit tanpa persetujuan penulis?
Biasanya kalau editan diusahakan untuk tidak mengubah makna atau tujuan tulisan, oleh karena itu akan selalu ada komunikasi intens antara editor dan penulis saat proses editing.
Editor sebenarnya tidak hanya mengolah kalimat agar sesuai EBI, tetapi juga mengupayakan agar naskah tersebut menjadi runut, tidak bertele-tele dan pastinya nyaman ketika dibaca. Meskipun sejatinya adalah mencari-cari kesalaan orang lain, dalam hal ini penulis, seorang editor dituntut untuk jeli, teliti dan sabar. Karena tugasnya tidak hanya untuk satu halaman tulisan saja. Bisa jadi berlembar-lembar. Typo atau salah ketik sebisa mungkin ditiadakan dari naskah yang dieditnya.
Nah, inti yang saya tangkap dari sharing Pak Darma soal editing naskah bisa disimak gambar berikut:
Well… to be the good editor have to start from many exercises, right? So, make sure to read a lot of good quality books from now.