Membaca Tak Melulu Soal Deretan Huruf dalam Susunan Kitab – Profesi sebagai fasilitator ternyata tidak melulu hanya selesai ketika game berakhir. Masih banyak hal lain yang harus tuntas sembari peserta Bunda Sayang menyiapkan diri untuk materi selanjutnya.
Salah satunya yang urgent dilakukan oleh seorang Fasil adalah membaca situasi dan kondisi kelas plus membaca karakter peserta dan tentunya karakter diri sendiri.
Membaca Situasi dan Kondisi Kelas
Beberapa hari saya perhatikan, cenderung kelas akan ramai ketika ada jadwal tertentu atau ada yang mengangkat sebuah kasus. Selebihnya diam seribu Bahasa. Saya sendiri mengamati dan ingin sekali terus menjadi pemicu riuh psoitif kelas agar tidak seperti pemakaman, sunyi senyap. Saya justru berharap bahwa ada orang-orang yang berada di posisi yang selalu memantik diskusi menarik. Tetapi sayangnya belum kelihatan. Dan saya tentunya memberikan apresiasi pada perangkat kelas yang berusaha konsisten dan komitmen untuk schedule yang sudah dibuat di awal kelas.
Dari sini saya kemudian membaca bahwa kelas masih tetap kondusif meskipun beberapa orang saya yakin masih kecewa dengan perolehan badge. Lambat laun mereka akan memahami.
Membaca Karakter Peserta
Tak hanya mampu mengambil hikmah dari bacaan-bacaan yang dijadika objek pada game kali ini, saya pun sedikit banyaknya belajar bagaimana beberapa peserta menyikapi setiap hal. Sekadar nimbrung untuk dinyatakan hadir pun banyak. Bahkan sekadar menjawab salam pun bagi saya itulah karakter yang memang akan berkembang ketika yang bersangkutan menstimulasi.
Ada peserta yang senang sekali mencari perhatian saya hingga meminta belas kasihan saya meskipun tidak ditunjukkan secara langsung. Semua bisa terbaca dari alasan-alasan dan chat-chat yang hadir selama ini di ponsel saya. Apakah hal tersebut salah? Tidak sepenuhnya keliru karena toh setiap peserta memiliki kepentingan dan urusan berbeda-beda. Dan satu yang pasti, mereka harus sama dalam hal penyetoran game perhari yang tidak akan diberikan toleransi pada alasan yang “you know lah… “
Membaca Karakter Diri Sendiri
Tak hanya peserta, saya pun bisa berupaya untuk membaca diri sendiri, khususnya mood. Belakangan ini mood saya sangat bisa terganggu denga hal kecil. Jadi ketika ada peserta yang menyampaikan alasan yang sangat sepele, di situ saya harus benar-benar mengontrol emosi. Belum lagi jika ada yang keukeuh mengatakan dirinya sudah submit, tetapi tidak mampu menunjukkan bukti. Di sinilah saya harus membaca kapan saya membalas chat tersebut dan kapan menunggu waktu yang tepat. Karena jika tidak, saya harus berhadapan dengan emosi yang pastinya akan merusak segala jenis pertahanan yang sudah saya buat selama ini.
Silent Reader, antara Ada dan Tiada
Saya sampai sekarang berpikir, peserta dengan jumlah yang 80-an orang, tetapi yang muncul hanya 4L Loe Lagi Loe Lagi). Saya pun jadi berpikir kenapa harus seperti itu. Apakah memang karena tidak punya waktu alias sibuk, atau diskusi yang tidak berbobot di kelas. Saya kemudian berusaha membaca situasi ini. Karena kesannya kelas akan ramai tetapi diramaikan oleh peserta yang itu-itu saja.
Apakah peserta yang silent reader ke depannya perlu ditertibkan? Let we know to the next batch…
***
Well… game Menstimulasi Anak Membaca kali ini memang seru. Banyak pohon literasi yang bertebaran di dunia maya. Saya sangat senang karena lagi-lagi dunia maya dibanjiri konten positif. Namun, sayangnya ada beberapa yang kurang menggambarkan isi buku saja. Kalau soal desain pohon, senangnya karena banyak yang kreatif. Sangat berbeda dengan saya sendiri yang hanya pandai membuat phon digital karena untuk bebikinan di rumah akan memakan tempat.
Jadi… apa yang sudah Bund abaca hari ini?