Jauh dari kota kelahiran memang sedikit membuat sedih. Di saat hamil, keinginan untuk makan ini dan itu makin terlihat di awal-awal kehamilan. Saat ini ingin makan kepiting. Salah satu seafood yang agak sulit mendapatkannya di daerah tempat tinggal.
Saya sudah menekan keinginan untuk makan kepiting sebenarnya karena saya tahu akan ada efek sampingnya. Takut alergi di saat hamil. Saya memang sangat senang dengan seafood seperti kepiting, udang dan cumi-cumi. Tetapi saya akan selalu mengalami alergi ketika mengkonsumsinya secara berlebihan. Dan saat ini keinginan makan kepiting sepertinya tidak bisa dibendung hingga akhirnya saya menghubungi Mama di kampung (Maros-Makassar). Hasilnya, Mama juga tak bisa berbuat apa-apa. Sulit mengirim makanan basah seperti kepiting. Jarak Maros-Surabaya memang hanya 1 jam jika ditempuh dengan pesawat tetapi lebih mahal diongkos jika hanya untuk sebuah kepiting.
Akhirnya, suami yang penuh rasa cinta dan kasih melihat istrinya ngidam kepiting, mencari tahu soal restoran yang menjual kepiting. Mahal tak mengapa asalkan keinginan terpenuhi. Suami juga kasihan ketika istrinya menginginkan sesuatu lantas tidak dipenuhi.
Setelah browsing sana-sini, kepiting yang saya inginkan pun ditemukan 😀 Ya, kepiting yang saya inginkan adalah kepiting dengan istilah bukkang dato’. Kepiting dengan cangkang yang berwarna abu-abu sebelum dimasak dan akan berwarna orange menyala setelah direbus. Jadi, bukan kepiting yang motifnya bintik-bintik di bagian cangkang. Suami mendapatkan kepiting tersebut di kedai Kepiting Cak Gundul 1992.
Tak perlu bumbu yang ribet. Cukup direbus dengan air dan ditambah garam saja, itu sudah cukup untuk saya nikmati.
***
Sayang,
Selamat makan kepiting bersama Bunda… semoga gizi kepiting yang Bunda makan juga sampai padamu… *sambil mengelus-elus perut*