Menjadi orangtua itu tidak mudah. Namun, tidak sulit juga jika mau belajar dari waktu ke waktu. Apalagi perubahan zaman yang sangat pesat, pola asuh pun sedikit banyaknya mengikuti perkembangan zaman.
Namun, nilai-nilai karakter teladan perlu dipupuk ke anak sejak dini. Ditanamkan dengan cara baik bahwa menjadi manusia itu hanya untuk mengikuti satu jalan lurus saja. Jika ingin berbelok, maka pondasi keimanan dan kebaikan sudah harus kuat lebih dulu. Dengan begitu, tidak ada kesempatan bagi lingkungan untuk mengombang-ambingkan diri karena punya prinsip kuat dari akar pendidikan orangtua.
Nah, mewujudkan itu tentu tidak mudah, ayah bunda. Banyak hal yang harus dipelajari. Bukan sekadar mencari nafkah, anak diberi makan, hadiah dan kebutuhan pendidikan, selesai. Tidak semudah itu menjadi orangtua.
Bahkan dengan memberikan semua yang kita bisa sebagai orangtua, tidak ada jaminan juga bahwa anak tidak mendapati masalah dalam kehidupannya. Justru belajar menghadapi masalah sejak dini harus dilakukan juga pada diri masing-masing orang tua.
Salah satu yang bisa dilakukan adalah menambah wawasan orangtua terkait pola asuh bersama pasangan. Caranya dengan membaca buku, literasi di internet atau mendengarkan audio dan video yang relevan dengan pembentukan karakter anak misalnya. Semua tergantung dari sisi mana orangtua ingin membentuk anak-anaknya.
Sudah Baca Ini Belum, Ayah Bunda?
Saya merekomendasikan buku-buku ini bukan berarti bahwa saya sudah lolos dan pandai dalam mengasuh anak. Buktinya ada saja hal-hal ajaib yang ditunjukkan anak-anak sebagai bentuk bahwa mereka punya akal pikiran dan perasaan.
Berikut buku-buku yang bisa dibaca untuk menambah semangat mendidik anak-anak di rumah:
Enlightening Parenting
Buku ini saya dapatkan sebagai hadiah persalinan anak ketiga. Ternyata banyak yang menyayangi saya karena mengingatkan bahwa merawat anak dari 0 lagi di masa kekinian butuh charging ilmu lagi. Nah, buku ini mengingatkan saya bagaimana mencari solusi setiap masalah dengan anak.
Bukunya lumayan tebal jadi tidak bisa dibaca sekali duduk meski kalau novel setebal apa pun bisa-bisa saja, hehe.
Namun, membaca ini seperti mengurai satu persatu alasan anak dihadirkan dan masalah yang terjadi adalah bentuk anak berinteraksi dengan lingkungannya termasuk orang tua.
Bu Okina sebagai penulisnya, menjelaskan dengan penuh santun meski kadang ada satu dua kalimat yang sangat menampar kegalauan dalam mendidik anak-anak di rumah.
Literasi Emosi
Ada enggak ya ibu yang tak pernah marah dengan anaknya? Meski tak bersuara tetapi menunjukkannya dengan sikap atau raut wajah masam yang sama sekali menggambarkan bahwa sungguh sebal dengan perilaku anaknya?
Jika ada, beruntung. Sebab di buku ini kita diajarkan bagaimana mengelola emosi dan mengenal emosi anak agar ketika diselesaikan, tidak saling berbenturan bahkan menjadi masalah baru.
Sangat menyenangkan jika anak sudah dilatih untuk mengenal emosinya. Jika marah, senang atau sedih, harus disampaikan agar sekitarnya tahu dan tidak melakukan hal-hal yang makin membuat emosi anak jadi terganggu.
Penulis buku ini adalah pasangan suami isteri yang sudah menjalankan kehidupan berumah tangga dengan anak-anak tentu karakternya berbeda. Dari situ pengalaman demi pengalaman disampaikan juga beserta dengan solusinya agar orangtua tidak kehilangan pedoman.
Salah langkah bisa mengakibatkan anak pun menjadi pribadi yang membuat orangtuanya bisa mengelus dada setiap hari. Jadi penting tahu emosi kita sebagai orangtua dan juga emosi anak berdasarkan usia dan lingkungan kesehariannya.
***
Well, buku memang ditulis oleh orang yang bisa jadi mengalaminya sendiri. Meski juga cuma sekadar teori, tetap saja sebagai orangtua harus mengambil manfaatnya agar tidak mengalami yang namanya fase kaget atau mungkin menyerah di tengah jalan.
Keep fighting…
