Semua Anak adalah Bintang (Day 3): Temanku Banyak

Semua Anak adalah Bintang (Day 3): Temanku Banyak – Hari ini entah mampu melukiskan kata atau tidak. Tegang, ngantuk, bimbang, rindu bahkan takut bercampur jadi satu. Bisa bayangkan apa yang sedang terjadi dengan diri saya hari ini? Ya, jika melihat timeline berseliweran di akun IIP, maka sudah bisa dipastikan saya bahagia karena tadi berada di Hotel Halogen untuk menjaga anak di Kids Corner plus mempercayakan pada teman bazaar stand untuk membantu memeriahkan acara Milad IIP Surabaya.

Nah, kesempatan emas berada di Kids Corner ternyata membuat saya melihat bagaimana Salfa kembali menunjukkan bahwa Dia Bintang Keluarga. Keceriaan, kebetahan, keaktivan bahkan sedikit rewel yang ditunjukkan selama di Kids Corner (selanjutnya ditulis, KC), membuat saya paham bahwa di tempat yang membuatnya mampu bersosialisasi, adalah tempat yang sangat disenanginya. Bahkan tidak mau pulang, menangis saat teman-temannya sudah beranjak dijemput oleh orang tua masing-masing, membuatnya harus melawan emosi sedih. Sedih karena waktunya berpisah sementara Salfa masih ingin bermain.

Kemudian kembali bahagia lagi saat tahu bahwa tidak semua temannya akan pulang saat itu juga. Hmm… saya sendiri geleng-geleng kepala melihatnya. Apalagi saat ada laptop yang mampu memutar video adegan senam dan joget Baby Shark. Dengan lincahnya seluruh tubuh bergerak kesana-kemari.

Dan setiba di rumah (maksudnya di rumah saudara), saya tanya dia di atas tempat tidur:

“Salfa senang hari ini?”

“Senang dan mau main lagi nanti di hotel sama teman-teman yang banyak.”

“Suka main bareng?”

“He-em”

“Besok kita akan bertemu teman yang lebih banyak di dunia ini, Fa.”

“Dunia?”

(Oopps, saya lupa bahwa ketika ada kosakata yang agak baru didengar akan terus bertanya, haha)

“Tempat selain rumah dan hotel, Fa.”

“Ooo… iya Bunda.”

“Fa, sekarang waktunya tidur. Bunda sepertinya lelah.”

“Maafin Salfa kalau Bunda sakit.”

Betapa berkomunikasi dengan Salfa membuatnya saya sering speechless. Tetapi di situlah dia bahagia. Apalagi saat menyebut temannya satu per satu. Bahkan saya sendiri lupa kalau Salfa sudah pernah kenalan sebelumnya.

0 Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

You May Also Like
Read More

Salfa dan Pisang Cavendish

Salfa dan Pisang Cavendish – Menjadi pecinta buah adalah anugerah yang tak terhingga. Selain bisa memanjakan lidah, pola…