Semua Anak adalah Bintang (Day 5): Bermain Peran

Semua Anak adalah Bintang (Day 5): Bermain Peran – Capek yang baru terasa. Mungkin seperti itulah yang saya rasakan saat ini. Setelah menjadi salah satu panitia di Milad IIP Surabaya, Ahad 7 Januari 2018 lalu, saya kemudian beberapa hari ini mencoba merehatkan tubuh sambil menyelesaikan tugas penting yang sempat tertunda karena sibuk memastikan Kids Corner tanpa kendala.

Dan hari ini saya bersyukur kembali karena Salfa sedang tidak berada dalam kondisi rewel dan membutuhkan tenaga saya yang ekstra lebih banyak. Saya sudah sampaikan kepadanya kalau saya merasakan letih yang amat sangat sehingga memohon kerjasamanya. Saya mengajukan pilihan, Salfa main sama Ayah atau tetap main sama Bunda tetapi berganti peran.

What? Berganti peran? Bagaimana pula berganti peran? Apakah Salfa yang memasak, mengurus rumah dan sebagainya? Haha… ya tidak mungkin banget dong kalau seperti ini. Apa iya saya sudah tidak waras membiarkan anak usia 3 tahun memasak? Lagian juga di rumah tidak ada dapur (duh curcol maneh… ).

Berganti peran di sini, Salfa bertindak selaku “ibu”. Dan ini adalah peran yang diinginkan sendiri. Karena Salfa perasaannya peka, maka dia sangat merasa bersalah kalau saya sakit. Menyangka sakitnya saya karena kesalahannya yang selalu minta duduk di atas perut. Sementara sejak usia Salfa 2,5 tahun, saya sudah tidak mampu menopangnya di atas perut karena memang dari dulu saya selalu kalah dengan masalah perut.

Nah, saat menjadi “ibu”, Salfa akan telaten memijit, mengusap-usap ubun-ubun dan wajah saya sembari ngomong: “Udah, tidak apa-apa ya.” Bahkan sesekali memanggil saya dengan sebutan namanya sendiri, “Salfa, ibu ke pasar dulu ya.” lalu dia melangkah ke depan teras seolah-olah beneran ke pasar.

Lamanya peran tersebut dijalani sampai akhirnya dia sendiri yang bilang: “Bunda, sekarang Salfa jadi Salfa lagi ya. Salfa mau makan roti soalnya.” Hahaha… di situ saya sangat tidak mampu menahan ketawa. Karena dia sangat tahu bahwa saya tidak suka dengan jenis roti yang dia suka. Jadi, dia berubah dulu jadi Salfa supaya bisa makan roti.

Berganti peran seperti ini membuat Salfa bahagia dan makin banyak omong. Ada kalimat yang keluar dengan lincah dan lucunya. Dan tidak jarang air liurnya oun ikut menetes saking banyak yang diomongkan.

Ahh… Tuhan memang selalu punya cara untuk saya banyak bersyukur dengan senangnya Salfa dengan berganti peran ini…

0 Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

You May Also Like