Tingkatkan Imajinasi Dengan Dongeng (Day 05) – Batuk dan gejala pilek sepertinya menyerang Salfa. Namun, anaknya tetap aktif seolah tidak terjadi apa-apa. Suaranya yang terdengar setengah tersiksa ketika batuk tetap saja tak berarti apa-apa ketika tawa dan candanya menggema di dalam rumah. Ya, Salfa memang anaknya gitu. Sakit saja nggak pernah mau diem, bagaimana dengan sehatnya. Dan saya pun bersusah-payah untuk mengajak tetap rebahan agar batuknya tidak makin parah. You know pekerjaan bundanya kadang datang tiba-tiba so harus tetap fit.
Tiba giliran akan tidur siang, saya mulai perbincangan kecil sebelum masuk ke dongeng sebagaimana tugas Bunda Sayang di game 10 ini:
“Salfa tahu nggak Mongko sekarang lagi ngapain?” tanyaku santai.
“Tidur, Bunda. Capek makan pisang.”
Celetukan anak usia jelang 4 tahun segini amat yak. Unpredictable sekali untuk hal-hal yang di luar nalar saya sendiri. Tetapi bagi anak seusia Salfa sepertinya itu biasa saja, haha.
“Mau nggak dengar kelanjutan dongengnya?”
“Katanya Bunda suruh Salfa tidur?”
“Ya, sambil menuju tidur Bunda ceritain.”
“Oke.”
Lalu kemudian Mongko dan Lion bersahabat baik. Rabbi pun demikian. Mereka bermain bersama ditemani dengan angin sepoi-sepoi. Setelah beberapa saat bermain, tiba-tiba datang seekor gajah. Ternyata gajah itu bernama Bona. Nah, tahu kan Bona siapa? Ya, kalau pernah dengar nama itu, maka pasti tahu mengapa tubuh Bona berbeda dengan bangsa gajah lainnya.
Bona datang ingin ikut bermain. Sungguh mereka senang sekali bermain di hutan.
Niat dongeng segera kuselesaikan dengan cepat karena khawatir seperti kejadian kemarin, dongeng belum selesai tetapi Salfa sudah tidur. Dan beruntung hari ini Salfa pun mendengar dengan seksama. Bahkan bertanya mengapa Bona tiba-tiba datang, mengapa datang sendiri dan kemana partner setia Bona.
Bagaimanapun tanggapan Salfa hari ini, saya senang karena berhasil mendongeng meskipun sedikit. Besok akan berubah cerita atau bersambung, semua terserah si Salfa.