Yuk, Jadi Ibu Bahagia dengan Cara Sederhana!

cara jadi ibu bahagia dengan sederhana dan mudah

Cara Menjadi Ibu yang Bahagia – Rasanya sudah terlalu lama jari saya tidak menuliskan hal bebas. Mengalir begitu saja tanpa ada batasan kata kunci atau jumlah kata bahkan DL, haha. Kali ini bahas soal ibu bahagia. Sebenarnya bukan berarti bahwa saya sudah jadi Ibu yang bahagia banget tanpa drama.

Justru dengan begini saya melakukan proses self-healing bahwa menjadi ibu bahagia itu dengan mengingat dan melakukan aktivitas sederhana. Bukankah bahagia itu diciptakan? Karena kalau menunggu dibahagiakan sama orang lain tentu bukan suatu kepastian yang akan datang setiap waktu.

Saya mencoba membahagiakan diri dengan kesibukan sebagai blogger, product photographer, dan sekarang diminta menjadi pengajar ekstra kurikuler di salah satu sekolah menengah pertama di area Surabaya-Sidoarjo. Anak-anak tetap harus jadi prioritas sehingga tidak boleh dengan alasan pekerjaan kemudian mereka tidak mendapatkan haknya sebagai anak.

Cara Sederhana Jadi Ibu yang Bahagia

Sub judul yang begitu meyakinkan padahal sebenarnya tidak se-wow dibayangkan oleh orang pada umumnya. Bahagia sejatinya adalah proses menerima bahwa seperti inilah kehidupan yang harus dijalani. Tidak membandingkan hal yang sifatnya duniawi sehingga jiwa raga sibuk dengan rasa rendah diri dari orang lain.

Percayalah bahwa hal sederhana, bisa membuat kita tertawa sejenak, tersenyum dan terpejam tanpa ada rasa gelisah, itulah bahagia sederhana. Kompleksitas bahagia itu tidak perlu terlalu menyibukkan diri sehingga lupa akan tujuan utama kita ke dunia. Nah, ini nih yang biasa saya lakukan dan mendatangkan ketenangan dan kenyamanan tersendiri:

Jalan-jalan Sejenak ke Minimarket

Ya, jalan ke minimarket menjadi hal bahagia sederhana bagi saya. Banyak yang bilang kalau itu rutinitas, tetapi jangan salah bahwa tidak semua ibu bisa melakukannya lho. Banyak ibu yang posisi rumahnya jauh dari lokasi minimarket. Bahkan ada yang harus menempuh sekian kilometer baru mendapatkannya. Nah, saya yang menjangkaunya bisa dengan jalan kaki, justru menjadi bahagia tersendiri.

Di saat anak-anak tidur, saya ijin ke suami sejenak ke minimarket. Kadang cuma beli sebotol minuman dingin atau es krim. Itu sudah nikmat tersendiri yang tidak semua ibu mendapatkan keuntungan itu. Bahkan salah satu karyawan minimarket selalu memberikan waktu sejenak mengobrol tentang produk-produk yang tidak bisa masuk tetapi di minimarket lain tuh bisa.

Nonton

“Aduh, Ma. Sudah enggak sempat nonton. Anak-anak enggak mau tidur. Pekerjaan rumah melambai-lambai.”

Keluhan salah satu teman saya yang punya anak dua, sama seperti saya. Namun, saya bersyukur masih diberi waktu nonton meskipun harus mematuhi manajemen waktu yang sudah dibuat bersama dengan pasangan. Saya akan diserbu netizen ketika mengatakan ini sepertinya karena kesibukan setiap orang berbeda.

Ya, saya percaya itu. Namun, jika tidak diusahakan pastinya juga tidak bisa terlihat bisa tidaknya. Lakukan saja dulu, patuhi dan lihat bagaimana sekeliling. Pekerjaan rumah bejibun? Sama. Saya menonton juga jarang sekali yang berjam-jam sehingga lupa anak dan suami. Bisa-bisa saya dipecat jadi istri dan ibu oleh mereka di rumah, haha.

Kesepakatan saya sama pasangan, bisa nonton ketika semua sudah terkondisikan dengan baik. Jika belum, maka durasi nonton dikurangi atau paling tidak ditunda dulu. Soalnya namanya anak balita memang masih berubah-ubah kondisi dirinya. Namun, saya menikmati itu semua dengan berusaha menerima kalau inilah kehidupan yang Tuhan berikan saat ini.

Main Game

Satu game di ponsel yang selalu ada dan saat ini sudah ada di level jauh (bagi saya) bisa memberikan sedikit kesegaran. Penat seharian menemani anak-anak aktif itu bukan hal mudah. Main game jadi jalan untuk sejenak “bernapas”. Banyak juga game di marketplace yang bisa jadi alternatif. Namun, saya paling senang tanpa melibatkan koneksi internet.

***

Well, ibu bahagia memang tidak mudah tetapi bukan tidak bisa. Selalu ada cara yang bisa dilakukan agar menemukan bahagia itu meskipun bagi orang lain adalah hal sepele. Percayalah bahwa hal sederhana biasanya akan lebih bertahan lama daripada yang spektakuler. Pilihan itu saat ini ada di tangan kita semua, para ibu di mana pun berada.

0 Shares:
8 comments
  1. Memang tetap disesuaikan dengan keadaan dan kondisi yang terjadi saat itu, kalau dipaksakan juga tidak baik. Kalau semua sudah terkondisikan juga melakukan aktivitas lainn jadi tidak terbebani. Mau belanja, nonton, dan main game sekalipun jadi lebih menyenangkan.

  2. Cara sederhana tapi beneran berhasil bikin bahagia ya mbak. Aku tambahin baca buku ya. Duduk sejenak atau rebahan sambil baca novel, nyeruput kopi. Gitu aja stres lrnyap

  3. Bahagia itu sederhana, yang ruwet itu orangnya. Memang untuk jadi bahagia itu kadang (kadang lho ya) nggak butuh banyak. Kalau buat istri saya sih, bisa punya waktu untuk me time, baca artikel favoritnya (yang sayangnya bukan tulisan suaminya) dan tidur pulas tanpa gangguan itu udah menyenangkan banget. Cuma ya itu, kata ‘kadang’ tetep harus digarisbawahi, soalnya kalau keterusan tar bosen juga lama-lama.

    Ya nggak sih? Hehehehe… .

  4. Bole tambahin kah mbak Amma? Bahagia Ibu dengan cara yang paling sederhana adalah tidur ‘agak lama’..hehe. Rasanya self healing ughaa, wlo setelahnya langsung bangkit karena ingat tugas rumah menumpuk xD.

  5. Setuju banget kak Amma, kalau membandingkan diri ini dengan orang lain dalam hal duniawi dijamin gak bahagia karena merasa kuraang terus. BTW kalau nonton suka film/serial apa?

  6. Senang sekali membaca tulisan kak Amma. Jadi paham maknae bahagia bagi seorang Ibu, yang sebenarnya…gak butuh hal-hal mewah yang gimana-gimana yaa..
    Hanya butuh waktu untuk menjadi diri sendiri, pribadi yang bisa menikmati waktu luang sejenak.

    Barakallahu fiik, kak Amma.
    Sehat dan bahagia selalu.

Leave a Reply to Momtraveler Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

You May Also Like
Mendekatkan Salfa dengan Buku
Read More

Mendekatkan Salfa dengan Buku

Alhamdulillah… senang rasanya melihat perkembangan demi perkembangan pada diri Salfa. Meskipun usia belum di angka 9 bulan, kelincahannya…