Think Creative – Day 12: Bermain di Kamar Tante Kecil – Hari ini kami sedang berduka, tepatnya sih sejak kemarin malam. Kami dikabari bahwa salah satu paklek atau Om sedang masuk rumah sakit dan dirawat di ICU. Karena hujan dan tidak punya kendaraan plus Salfa sudah tidur, maka si ayah mengatakan akan menjenguk besok pagi saja sekitaran jam 8.
Namun, yang namanya kuasa Allah akan kematian, tak seorang pun yang bisa memundurkan atau memajukannya. Tak seperti drama Korea yang malaikat mautnya bisa bernegosiasi dengan sesamanya. Maka kami pun pasrah dan shock ketika kabar berikutnya datang yang mengatakan bahwa paklek kami sudah tiada. Malam yang sungguh membuat saya takut. Ya, takut karena malaikat maut begitu tak pandang bulu. Kun fayakun…
Kami pun berangkat ke rumah alm. paklek. Sakit kepala saya pun seketika menyerang namun masih bisa tertahan. Kami kemudian dilanda kebingungan karena jujur saja kami jarang ke rumah paklek. Bahkan ini kali kedua kami ke sana, dimana sebelumnya saat setelah menikah. Dan masih sama. Tidak ada yang berubah.
Membawa Salfa ke situasi kematian seperti ini adalah kali kedua juga setelah setahun sebelumnya adalah kematian pakdhe. Ah, sungguh maut begitu dekat dan nyata. Dan Salfa pun mulai bertanya berbagai pertanyaan mengapa bulek menangis. Maka saya pun mengajak Salfa ke dalam kamar untuk bermain. Ya, hari ini entah kreatif atau tidak, tetapi pastinya Salfa di kamar tante kecil-nya (anak paklek) malah bisa beraktivitas seperti biasa. Beruntung karena anak paklek juga senang dengan boneka dan beberapa mainan lain. Jadilah semacam playground di kamar itu.
Saya menerapkan metode bermain sebagaimana di playgorund. Ada hal yang tidak boleh dilakukan di dalam kamar seperti menyentuh barang-barang tante kecilnya, mencoret dinding hingga bermain fan remote. Itu harus dipatuhi, jika tidak maka Salfa harus mendapatkan konsekuensi untuk tidak lagi bisa bermain di dalam bersama dengan mainan lain.
Beruntung Salfa bisa bekerja sama. Di saat harus memahami perasaan bulek yang saya tahu sangat kehilangan, di satu sisi Salfa bisa diamankan dengan tetap bisa bermain di dalam kamar. Karena usia Salfa tidak mungkin untuk saya minta duduk diam dan memahami kondisi perasaan duka yang dialami siapapun di rumah duka hari ini.
Terima kasih, Salfa untuk hari ini…
1 comment
Salah satu prinsipku ketika berkunjung di rumah orang lain adalah :
1. sopan
2. tidak menyentuh atau meminta barang si pemilik rumah kalau mmg belum/tidak mendapat izin
Bagi aku, ini dasar sekali ketika berkunjung ke rumah orang lain, saudara sekali pun. Gimana-gimana posisi kita adalah tamu, yang mana menjadi tamu juga memiliki etika. Dan kadang susah juga ya ngasih tau anak-anak. mereka kan maunya ngga ada aturan. hihi.
Kangen Salfa sayang,,