“Wah usia 2 tahun masih pakai popok? Kasihan itu alat kelaminnya nanti terkontaminasi zat blablabla…”
Saya masih tidak bisa lupa dengan komentar seperti di atas. Meski tidak persis sama, tetapi tujuannya sama. Membuat saya merasa bersalah karena masih memberikan popok sekali pakai ke anak. Bahkan tiga anak saya demikian maka saat anak pertama dan kedua dulu pakai popok, kalimat serupa pun sudah bolak-balik terdengar di telinga.
Lalu, langkah saya seperti apa? Apakah langsung serta-merta anak ikut melepas popok? Hmm, tentu tidak. Maka saya selalu meyakinkan diri dan melakukan beberapa hal bahwa:
Tidak Semua Anak itu Sama Perkembangannya
Tidak perlu bicara soal anak si A dan si B berbeda karena memang dari orang tua berbeda. Anak yang lahir dari rahim yang sama saja masih banyak perbedaannya. Makanya jangan dibuat semua anak sama sehingga ketika si A mendapat permata maka si B juga harus demikian.
Tidak!!!
Anak punya milestone perkembangan masing-masing. Jika ada batasa usia mengenai tumbuh kembang anak, itu berdasarkan eksperimen yang dilalui oleh beberapa penelitian hingga menjadi literatur. Anak punya perkembangan berbeda sekali pun kembar identik.
Jangan samakan anak si Fulanah sudah bisa lepas popok dan santai berjalan. Maka anak si Fulan belum tentu demikian.
Pelan-Pelan Ajak Anak Selalu ke Toilet Jika Buang Air Besar dan Kecil
Maksudnya di sini, anak-anak akan selalu menunggu ayah dan ibunya selagi melakukan sesuatu. Nah, begitu juga dengan kebiasaan ke toilet. Kalau anak sudah dibiasakan ke toilet untuk membuang air besar atau kecil, maka pelan-pelan anak juga dibukakan celananya untuk melakukan hal yang sama.
“Kan anak gak BAK atau BAB, kok diajak?”
Supaya anak tahu kalau orang tuanya sendiri itu menjadi contoh yang baik dan benar. Namun, tetap perhatikan juga adab kesopanan dalm hal aurat ya. Sebab tidak semua usia anak bisa melihat ayah atau bundanya dalam posisi naked di toilet.
Mengajak ke Toilet pad Jam Kebiasaan
Siapa yang tak mengenal anak sendiri? Tentu kebiasaan buang air kecil atau besar sudah bisa diperhatikan. Ada waktu-waktu tertentu yang orang tua sudah bisa menandai kapan si kecil harus ke toilet, kapan enggak.
Nah, dari sini lama kelamaan akan terbiasa dan juga popok bisa dilepas seiring dengan contoh yang diberikan sebelumnya.
Kalau Anak Sudah Siap Lepas, Apresiasi!
Apresiasinya tidak perlu mewah karena menghemat biaya juga ke depannya. Cukup bertepuk tangan, memeluk bahkan memuji perilaku anak bolak-balik, maka kelak juga anak akan tumbuh dengan bijaksana.
***
Well, semoga ke depannya anak ketiga saya bisa dengan mudah memahami bahwa buang air kecil maupun besar itu tempatnya cuma di toilet, bukan di kamar apalagi di sembarang tempat. Pastinya tingkat kematangan mental dan usia sangat berperan penting juga. Dan juga ada orang tua yang selalu mendampingi dengan bahagia.