“Bunda, maaf ini anaknya masih sedikit hafalannya. Tolong kami dibantu juga ya agar hafalan di rumah.” Kata salah satu guru yang mengajar di sekolah anak kami dan memang memegang bagian tahfizh.
Saya yang mendengar itu seperti disambar petir. Soalnya baru kali ini mendapatkan pernyataan dari sekolah bahwa anak kami ada permasalahan soal hafalan. Padahal dalam hemat kami, semua bisa berjalan dengan lancar karena kalau di rumah, si anak selalu mengulang sendiri apa yang diperolehnya di sekolah.
Namun, kami pun tidak langsung menyalahkan si anak karena memang selama ini tidak fokus pada hafalan anak. Namun, lebih kepada pelajaran umum. Bukan karena kami tidak Islami, tetapi memang benar-benar luput mengecek hafalan si anak selama 3 bulan pertama saat masuk sekolah.
Terhitung baru 4 bulan memang si anak bersekolah. Hafalannya juga memang wajar jika masih sedikit. Itu anggapan kami waktu itu. Namun, saat disampaikan pihak guru ternyata anak kami termasuk yang melambat kalau urusa hafalan Al Qur’an.
Akhirnya kami pun mencari cara bagaimana agar si anak mau lebih berusaha agar hafalannya makin bertambah banyak. Pun pelafalannya juga sempurna. Namun, lagi-lagi realitanya anak kami yang kedua ini memang agak lambat juga dalam mengucapkan kalimat dengan baik dan benar serta jelas.
Berikut yang kami lakukan agar anak mau menghafal dengan mudah, baik di sekolah mapun di rumah:
Putarkan Kaset Murottal Juz Amma
Juz Amma di sini tidak lain adalah sebutan Juz 30. Nah, kami mengingat anak pertama kami kalau hafalan selalu kami setelkan murottal. Kami juga mencoba melakukan hal yang sama agar ingatan si anak jadi lebih cepat dan mudah.
Memutarkan kasetnya juga saat anak menjelang tidur siang atau tidur malam sehingga dalam alam bawah sadarnya selalu terngiang dengan ayat-ayat yang harus dihafalkan.
Menghafal Bersama Setiap Habis Salat Maghrib
Ini adalah waktu yang terbilang nyaman. Kumpul bersama keluarga, bercengkerama dan tentunya diskusi. Namun, selebihnya kami gunakan untuk ajak si anak menyetorkan surah apa saja yag dihafalkan. Jika ada yang kurang jelas, barulah kami kemudian memberikan pembenaran.
Memang pada kenyataannya seringkali anak-anak melewatkan proses ini karena anak kami yang kecil juga butuh tidur. Setelah maghrib biasanya si paling bontot sudah mengantuk dan minta kelonan.
Nah, kondisi ini pun belum bisa kami bagi karena ayahnya anak-anak kadang ada panggilan lembur juga sehingga harus memberikan tanggung jawab ini pada saya sebagai ibunya anak-anak.
Memakai Alat Bantu
Memakai alat bantu yang bisa memudahkan anak menghafal. Misalnya menggunakan flashcard atau permainan lain yang menyenangkan. Sehingga anak tidak merasa terlalu berat karena diminta hafalan. Dengan alat bantu ini juga anak bisa terlihat kemampuannya mengeksplorasi hal baru sambil mengingat apa yang sudah dihafalkan
***
Well, anak menghafal al qur’an memang sangat membanggakan. Namun, jangan sampai anak kemudian trauma sehingga menjadikan hafalannya tidak bermakna. Orang tua juga harus memahami masing-masing karakter anak jadi saat mengajaknya menghafal semua jadi menyenangkan.