Tingkatkan Imajinasi dengan Dongeng (Day 15) – Entah bahagia seperti apa rasanya karena beberapa hari ini Salfa sudah tidak lagi menangis saat ponselnya lowbat. Biasanya, jika rasa senangnya masih ada terkadang kalau sudah waktunya selesai nonton video via ponsel, Salfa nangis minta lagi. Namun, beberapa hari terakhir, tidak nangis sama sekali.
Saya dan si ayah pun bertanya-tanya, tumben banget Salfa jadi seperti ini. Ada hal apakah yang membuatnya demikian. Usut punya usut, ternyata Salfa teringat dongeng salah seorang teman bloger saya. Memang saya sengaja memperkenalkan teman saya pada Salfa karena saya tahu bahwa beliau pintar berdongeng dalam bahasa Inggris. Dan dari situ pula saya semakin yakin bahwa anak ini senang dengan dunia linguistik. Apakah kelak akan jadi public relation atau malah jadi MC kondang di luar negeri? Hmm… let we see…
Bagaimana dengan dongeng hari ini? Hmm… rasanya hari ini Salfa tidak begitu antusias dengan dongeng. Meskipun saya sudah berusaha membuat dongeng sambil memegang boneka Masha dan juga Barbie-nya. Salfa sejak tadi pagi sangat senang bereksperimen dengan kertas, gunting, dan properti foto milik saya. Namun, bukan berarti saya patah semangat lalu tidak memulai sebuah kalimat pemantik.
“Oh tidak! Mengapa kamu merusak tanamanku, Bunny? Bukankah di sini sudah ada papan peringatan untuk hati-hati?”
Tiger marah karena tidak senang melihat Bunny melompat di taman karena akan merusak bunga-bunga yang baru saja mekar. Tetapi Bunny tidak peduli. Lalu Tiger menemui ayahnya untuk memberitahukan kejadian itu.
Lalu, keesokan harinya, Bunny pun mendatangi taman yang penuh bunga. Sayangnya, bunga-bunga di taman itu rusak dan banyak kupu-kupu yang menangis di sekitaran bunga. Bunny pun heran dan menanyakannya:
“Ada apa, Kupu? Kenapa menangis?”
“Bunganya rusak. Sepertinya kemarin ada yang sengaja menginjak akar tanaman ini. Sehingga layu dan aku serta teman-temanku tidak bisa makan.”
Bunny terkejut. Ternyata tempat mencari makan si Kupu teman baiknya sudah rusak. Bunny ingat kalau kemarin dia melompat-lompat di taman ini, tepat di bunga-bunga yang warnanya indah. Tetapi sekarang sudah tak indah lagi. Bunny pun jadi ikut sedih dan khawatir. Ya, Bunny khawatir si Kupu akan membencinya.
“Apa yang harus saya lakukan ya?”
Seketika si Tiger pun datang. Dia sudah tahu bahwa Bunny sedih dan menyesal. Hanya saja Tiger tidak mau membicarakan masalah itu karena Kupu ada di situ.
Setelah Kupu pergi dan terbang mencari tempat memetik madu, Tiger mendekati Bunny.
Kemarin sudah kukatakan padamu untuk tidak mendekati bahkan melompat di taman ini, kan? Tetapi kamu tidak mau dengar. Kasihan si Kupu. Bunga di sekitaran sini hanya ada di taman yang kurawat ini. Pasti Kupu sedih karena terbang jauh untuk mencari makan.”
“Lalu Bunny pun segera memperbaiki taman. Tanah dan tanaman yang berhamburan diatur dengan rapi. Harapannya bisa tumbuh lagi agar si Kupu tidak lagi sedih.”
***
Tak hanya Salfa yang mengantuk, sepertinya saya pun diserang kantuk luar biasa malam ini. Karena Salfa sudah tidur, sepertinya kita lanjut besok ya.