“Bu, jangan biarkan anaknya seperti itu. Nanti stunting lho.”
Siapa yang tidak khawatir kalau kondisi anak pasca sakit dan berat badan berkurang diberikan argumen demikian? Kalau ada yang biasa saja, hebat sekali mereka. Lelah bolak-balik ke ahli gizi untuk konsultasi membuat saya nyaris menyerah. Pasrah. Namun, ketika memandang wajah si bontot Safaraz rasanya tidak tega untuk membiarkannya berada di kondisi itu.
Beruntung kami tinggal di Surabaya dan sudah ber-KTP Surabaya. Segala pelayanan publik, seperti kesehatan bisa kami dapatkan dengan baik dan gratis. Meski kami sebagai anggota BPJS Kesehatan Mandiri, tetap saja pelayanan yang diberikan PemKot Surabaya sangat membantu.
Saya pun konsultasi gizi secara cuma-cuma sehingga kaget juga kalau dalam pelayanan tersebut ternyata mendapatkan bantuan berupa stok biskuit setiap kali datang konsultasi. Meski hati ini sedikit sedih melihat tulisan pada kemasan biskuit yang tertulis “Kategori Kurus”. Ya, berat badan anak saya dianggap masih kurang untuk seusia si bontot. Namun, saya percaya bahwa jalan ini sudah jadi salah satu faktor yang membantu agar berat badan anak naik lagi pelan-pelan.
Ya, di usianya 9 bulan memang si bontot sakit sehingga BBnya yang harusnya sudah 8kg turun menjadi 5kg. Waktu itu seluruh anggota keluarga kami sakit yang dimulai dari si anak tengah. Si anak tengah batuk pilek dan mengakibatkan semua tertular pun termasuk saya. Hanya saja proses recovery saya terbilang cepat karena sebagai ibu harus tetap on fire. Permasalahan tersebut juga sudah ditangani dokter dan mereka mengatakan kalau anak saya tidak bermasalah apa-apa.
Jadi, setelah sakit dan berat badan anak tidak naik secara kontinyu, saya pun bergegas memeriksakan ke Puskesmas dan Dokter Anak. Beruntungnya anak dipantau dan setiap 2 pekan sekali berat badan si bontot diukur. Alhamdulillah sudah ada kenaikan meski bertahap. Setidaknya sudah kembali lahap makannya.
***
Well, mari kita lihat hasil dari konsultasi gizi yang sudah saya jalankan sebulan ini. Semoga ada perkembangan signifikan yang menjadikan BB si bontot Safaraz bisa tetap sesuai dengan perkembangan usianya.
