Ketika Anak Sedang Tidak Ingin Ikut Lomba Apa Pun

Ketika Anak Sedang Tidak Ingin Ikut Lomba Apa Pun

“Mbak, akhir bulan ini ada lomba Matematika dan Sains. Jangan lupa dipersiapkan ya. Besok bunda print soal-soalnya.”

“Hmm, Bun. Boleh enggak kalau aku gak ikutan saja?”

“Lho, memang kenapa?”

“Gak kenapa-kenapa, Bun. Lagi malas berlomba saja.”

“Ah, masa iya. Pasti ada alasannya. Bukan karena malas. Ayo dong cerita ke bunda!”

“Aku lagi tidak mau bertemu dengan banyak orang. Mood-nya lagi pengen di rumah saja.”

“Sudah coba sampaikan ke ayah?”

“Sudah, katanya minta pendapat bunda. Boleh ya, Bun?”

“Okelah kalau begitu. Tetapi harus janji, malasnya tidak boleh keterusan. Sesekali saja.”

“Oke, Bun. Terima kasih.”

Seketika si kakak memeluk saya dengan erat. Saya bisa merasakan energinya yang seperti lelah menghadapi buku-buku dan ingin sejenak rehat. Sebenarnya sejak beberapa waktu lalu minta ke mall tapi cuma berdua. Namun, belum saya kabulkan karena dua adiknya tidak ada yang jaga. Akhir tahun seperti ini ayahnya sibuk lembur kerjaan karena banyak yang pesan kalender.

Awalnya shock pas si kakak bilang begitu. Hati saya pun seketika panas tetapi buru-buru didinginkan karena tidak mau anak trauma ketika curhat dengan bundanya. Lalu saya berusaha santai dengan melakukan diskusi di atas. Hasilnya, saya berikan waktu jeda untuk rehat sejenak.

Mengapa saya lakukan itu? Karena anak saya juga manusia. Ketika melakukan sesuatu dengan terpaksa, pasti hasilnya tidak baik. Anak pun akan trauma dan menjadikannya sebuah momen yang tak ingin terulang sehingga emosinya ditahan. Khawatirnya emosi itu tidak terlampiaskan dengan benar sehingga mentalnya terpengaruh.

Ya, mengalah sebentar saja tidak mengapa kok. Kita pun juga ketika dipaksa terus melakukan hal yang sama apalagi bersaing dan memeras otak berpikir, pasti lelah. Ingin rehat sejenak untuk rileks dan sekadar diam dan rebahan saja di rumah tanpa berpikir apa-apa.

Jadi, sebagai orang tua ketika anak sedang malas ikut lomba, lakukan ini!

Penuhi dengan Komitmen

Maksudnya di sini, si anak diberikan kebebasan tetapi kita harus pegang komitmennya supaya tidak kebablasan untuk “malas ikut lomba lagi”. Sebab, jika otak terbiasa dipakai berpikir kemudian tidak lagi dalam waktu lama, khawatir akan sulit memulainya kembali.

Pegang komitmen anak kalau jeda ini cuma sementara, bukan seterusnya.

Ketika Anak Sedang Tidak Ingin Ikut Lomba Apa Pun

Jangan Langsung Marah, Tenang dan Dengarkan

Sebelum seperti sekarang, saya pun marah-marah. Shock dan tidak terima. Apalagi kalau sudah dibuatkan jadwal khusus untuk si anak ikut les A,B dan C untuk menunjang kebutuhannya selama lomba nantinya. Namun, pelan-pelan akhirnya berusaha untuk legawa bahwa memang tidak semua anak suka berkompetisi seterusnya.

Ada kalanya mereka ikut kompetisi sekadar ingin tahu dan cari pengalaman. Memang ada juga yang berkompetisi untuk mendulang banyak piala sebagai bekal untuk kemudahan masuk sekolah sesuai keinginan karena jalur prestasi.

Namun, kembali lagi bahwa jalan hidup anak bukan orang tua yang takdirkan. Usaha tetap tetapi jangan sombong serta terlalu yakin bahwa rencana kita akan berjalan mulus seterusnya. Ada Allah yang tahu segalanya yang terbaik untuk kita dan anak pastinya.

Tetap Ajak Anak Belajar Meski Santai

Untuk lomba, memang harus ada ekstra belajar. Namun, ketika kondisinya anak sedang malas berlomba maka bukan berarti belajarnya berhenti. Tetap jawab soal tetapi intensitasnya dikurangi dan lebih santai. Soalnya ada mata pelajaran memang butuh rajin dikerjakan agar selalu mahir dan terbiasa. Kalau perlu, ajak anak belajar dengan media yang lain atau mengajaknya ke kenalan kita yang paham akan ilmunya.

***

Well, memaksa anak memang hasilnya akan kurang memuaskan. Bahkan untuk mengajaknya kembali mood biasanya akan sulit. Nah, ketika anak sudah mengutarakan alasannya tidak mau ikut berlomba, maka sesekali hormati tetapi tetap didukung untuk tetap semangat.

0 Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You May Also Like