Banyak cara mengenalkan anak dengan pencipta. Banyak cara pula mengajarkan anak untuk mengenal dirinya sendiri. Salah satu cara yang sering dipakai orang tua adalah melalui montessori karena dianggap memberikan metode yang fun dan juga aman untuk diikuti.
Biasanya peralatan untuk montessori itu mahal kata sebagian orang tua. Padahal jika mampu menyiasati, alat dan bahannya ada di sekitar kita bahkan ada di rumah. Tidak perlu merogoh saku dalam-dalam karena bisa memanfaatkan alat sederhana.
Tujuannya adalah anak memahami konsep “My Self” yang ingin kita sebagai orang tua ajarkan pada mereka.
Beberapa yang bisa dilakukan antara lain:
Menuliskan Nama dengan Art & Craft
Caranya mudah, cukup siapkan alat seperti:
- Cat warna yang sudah dicairkan (dua atau tiga warna)
- Pipet tets
- Kertas Karton/Duplek (mana saja yang mudah diperoleh)
- Garam
Nah, setelah alat dan bahannya sudah siap, kita mengajak anak membentuk kata dari namanya dengan menggunakan garam. Jadi misal namanya Salfa, maka bentuk tulisan Salfa dan setiap huruf sudah diberikan garam yang mengikuti bentuk huruf.
Kemudian anak diberikan kesempatan untuk memberikan warna pada huruf tersebut sambil mengikuti bentuk huruf yang sudah ada garamnya tadi. Berikan kebebasan terhadap anak untuk mengganti warna per huruf sesuai dengan kesukaannya.
Warnanya tidak perlu kita yang membatasi, bisa tanya ke anak suka dengan warna apa agar lebih happy dalam mengerjakannya. Hal ini akan membuat anak merasa dihargai karena pendapatnya diterima dengan baik.
Pendekatan Islami-nya di mana? Tentu dengan menuliskan nama, kita bisa menjelaskan bahwa arti nama anak. Orang tua juga bisa menjelaskan sejarah hingga bisa memilih nama itu.
Melipat Pakaian Sendiri
“Ih bun, anaknya kok sudah disuruh lipat baju sendiri? ‘Kan masih kecil?”
Pernah mendapatkan kalimat protes dari orang lain seperti ini? Pernah. Bahkan dari keluarga besar sendiri. Katanya terlalu menyiksa anak kalau masih kecil diajari melipat pakaian.
Hadeuh. Tidak perlu khawatir ya dengan anggapan seperti itu, sebab anak yang kita ajak untuk melipat pakaian juga sudah terbilang cukup umur. Masa iya kelas 4 SD belum bisa? Ya kan? Salah itu kalau bayi usia 3 bulan yang diminta lipat pakaiannya sendiri.
Bagaimana metode montessori melipat pakaian ini? Tentunya harus menyiapkan pakaian anak saja. Caranya pun sederhana, memberikan contoh lalu diikuti oleh anak. Bahkan saat ini sudah berseliweran di media sosial dengan visual yang menarik. Apalagi anak-anak yang melakukannya justru balita. Sungguh sangat menyenangkan kegiatan melipat pakaian ini.
Lalu, bagaimana pendekatan Islami-ya? Mudah sekali. Anak yang rapi dan bersih adalah contoh anak yang imannya baik. Sebab dalam agama Islam, rapi dan bersih itu sebagian dari ibadah. Jika sudah menjalankan kebiasaan tersebut dari kecil maka kelak dewasa banyak yang akan menyukainya.
Orang yang rapi tentu nyaman jadi teman. Asalkan bukan pula yang mengidap OCD sehingga semua yang tak tampak rapi jadi pikiran dan membuatnya stress.
Hand Drawing
Bahannya bisa spidol, kertas dan juga tangan si anak pastinya. Caranya pun sangat mudah. Minta anak meletakkan satu telapak tangannya di atas kertas, lalu tangan lainnya menggambarkan tangan melalui lekuk pinggiran telapak tangan tersebut.
Pendekatan islami-nya tentu dengan mengatakan pada anak bahwa Allah menciptakan tangan kita dengan sudah sangat sempurna untuk melakukan berbagai aktivitas. Harus banyak bersyukur karena nikmat diberikan tangan lengkap tanpa cacat menjadikan anak makin sayang juga dengan penciptanya.
***
Well, aktivitas Montessori ini akan berbekas dan memberikan anak ingatan yang membuatnya memahami tentang dirinya sendiri melalu cara yang sederhan dan fun pastinya. Orang tua pun bisa lebih dekat dengan anak tanpa harus merasa tak dianggap.