“Bun, kalau besar aku mau jadi Youtuber.”
“Lho, bukannya dokter? Katanya mau obatin ayah bunda kalau sakit?!”
“Hmm, biar adik saja yang jadi dokter. Tuh, suka main stetoskop pakai boneka.”
“Memang kenapa kok berubah?”
“Seru sepertinya jadi youtuber karena bisa latih bicara depan kamera trus pakai bahasa Inggris karena kadang me-review-nya itu banyak koasakata asing.”
“Sudah cerita ke ayah?”
“Sudah. Kata ayah, meski jadi youtuber, aku harus bisa tetap masuk sekolah terbaik karena prestasi. Sebab jadi youtuber juga butuh kecerdasan akademik.”
“Alhamdulillah kalau sudah paham.”
“Bunda setuju?”
“Hmm, coba kita lihat ke depannya ya. Apakah itu memang benar-benar passion atau hanya ikut-ikutan saja.”
***
Ayah bunda tentu paham kalau anak jika ditanya mau jadi apa, maka mayoritas yang disebutkan adalah cita-cita dengan profesio polisi, dokter, pilot atau sebagainya. Cita-cita yang umum diketahui. Saya dulu ditanya mau jadi apa, selalu mau jadi dokter tetapi rezeki kuliah di kedokteran ternyata tidak kesampaian. Akhirnya masuk dan mendalami Kimia.
Apakah saya jadi ahli Kimia? Ya, ahli Kimia di rumah. Sebab saya memutuskan resign menjadi dosen karena kehadiran anak pertama. Lalu aktivitas saya banyak di rumah saja hingga saat ini sudah punya anak tiga. Dan ketika bicara cita-cita maka ketiganya pun berbeda dan salah satunya seperti cerita singkat saya di atas.
Lalu, apa yang harus saya lakukan agar mereka menemukan cita-citanya?
Kenali Passion-nya Sejak Dini
Aku sangat menghargai segala pendapat anak. Meski kadang sifat egois saya datang dan mengatakan bahwa mereka masih kecil dan belum tahu masa depan. Itu keliru. Mereka bertumbuh sesuai zaman. Pengetahuan mereka sangat cepat dan informasi yang datang silih berganti.
Maka mengenali passion anak sejak dini itu sangat dibutuhkan agar bisa memberikan informasi ter-update mengenai cita-cita yang diinginkan anak.
Ajak Jelajah Cita-Cita
Nah, ini juga menjadi salah satu metode kami. Ajak anak mengelilingi tempat-tempat di mana ada profesi yang baik untuk dijadikan cita-cita. Tidak memaksa tetapi anak bisa tahu kalau benar-benar passion-nya ke sana. Jangan sampai dipaksa sementara anak tidak memiliki jiwa pada profesi tersebut.
Bisa mengajak anak ke tempat seperti rumah sakit, restoran, pengrajin keramik., pemadam kebakaran, kantor polisi, mall, dan tempat lainnya yang bisa untuk menemui secara langsung orang-orang yang bekerja di tempat tersebut. Satu tempat bahkan ada banyak profesi.
Di sinilah anak kemudian belajar bahwa banyak sekali profesi yang bisa dikejar jika memang sesuai dengan passion. Hal ini untuk menumbuhkan generasi yang memang capable di dalamnya.
Jika anak kemudian melakukan hal-hal yang mendekati sebuah profesi, maka coba ditanyakan apakah kelak akan menjadi profesi itu atau hanya sekadar suka saja. Dari situ bisa mengarahkan dan menceritakan lebih detil lagi tentang yang disukainya.
***
Well, ketahui sejak dini sebab tandanya bisa terlihat. Jika pun kemudian berubah di pertengahan jalan, coba cek kembali lingkungan dan orang-orang yang membersamainya. Bisa jadi itu berubah karena terinspirasi orang lain atau kondisi lingkungan yang dia lihat. Apakah salah? Tentu tidak!
Semua cita-cita itu baik asalkan diperoleh dengan jalan baik dan halal juga. Bukan dipaksakan dengan mengeluarkan beberapa lembaran rupiah.