“Mbak, weekend nanti akan ada event dan dimohon untuk hadir tepat waktu.”
Lebih kurang seperti itu biasanya informasi yang sampai agar diperhatikan oleh saya sebagai blogger yang masih menulis di blog. Bagi orang di luar sana terlihat enak karena datang event lalu dibayar. Padahal tidak sesederhana itu juga. Tampak kasat mata memang menyenangkan sekali, ha ha hi hi di event kemudian rekening terisi.
Percayalah menjadi blogger dengan tiga anak yang masih kecil, bahagianya terbagi. Di satu sisi senang karena ada pendapatan untuk ngafe atau sekadar jajan makanan atau benda kesukaan dengan uang hasil keringat sendiri. Namun, di sisi lain ada anak yang perlu diperhatikan juga psikisnya agar ketika ditinggalkan kerja tidak merasa kesepian atau kurang perhatian.
“Mbak, anakmu kok anteng di rumah ya? Pinter lho.”
Tidak jarang kalimatnya demikian tetapi bagi saya itu sebuah anugerah yang dibentuk tidak sehari dua hari. Sejak di dalam kandungan malah saya sudah mengajari anak-anak kalau bundanya punya pekerjaan sebagai blogger yang kadang harus keluar rumah untuk meliput sebuah event.
Bahkan mereka juga sudah terlatih ketika bundanya harus begadang menyelesaikan pekerjaan tulisan karena kebiasaan buruk menunda. Hmm.. dan itu kebiasaan buruk yang memang harus dihilangkan tetapi sangat banyak tantangannya.
Lalu apa yang saya lakukan ketika akan meninggalkan anak-anak di rumah untuk meliput event?
Briefing Selalu
“Mbak, nanti bunda akan ke event. Bantu jagain adek-adek ya. Nanti semua makanan dan camilan sudah siap di meja dapur. Semoga semua aman ya. Jangan peduli kalau ada yang ketuk pintu karena bunda sama ayah bawa kunci masing-masing jadi tidak mungkin mengetuk.”
“Baik, Bun.”
“Kalau ada tetangga yang kamu kenal nyari bunda, bilang aja bisa WA dulu.”
Seperti itulah lebih kurang yang saya infokan ke anak pertama yang usianya 10 tahun. So far, dia sudah beberapa kali ditinggal untuk meliput event dan bisa menjaga semua amanah yang saya sampaikan. Bahkan kadang ruang kamar dan ruang tamu dirapikan sendiri.
Hal ini yang menjadikan saya tenang menjalani pekerjaan di luar. Namun, suami selalu mengingatkan agar tidak terlena sehingga menjadikannya prioritas karena anak-anak tetap nomor satu.
Setelah Event Langsung Pulang
Nah ini memang terlihat mudah. Namun, kalau sudah ketemu teman apalagi lama gak bertemu itu pasti ingin mengobrol saja bawaannya. Untungnya pasangan memahami sehingga memberikan waktu tetapi tidak kebablasan. Setelah acara selesai anak-anak tetap harus saya pantau dari jauh. Jangan sampai anak juga lama tidak mendapatkan kabar dari kita.
“Masa cuma keluar 3-4 jam lama sih, Mbak. Lebay deh.”
Hmm… bagi kalian yang tidak berada di posisiku akan mengatakan itu kok. Bagi saya mereka tetap prioritas utama. Diberi kesempatan untuk ikut meliput event di saat anak-anak tidak terganggu jadwal belajarnya di sekolah itu sebuah kebahagiaan buat saya yang sudah berstatus istri.
Memang kita berhak bahagia tetapi jangan juga egois sehingga menelantarkan anak-anak. Semua bisa dibicarakan dengan baik tanpa ada yang dilukai.
Pastinya, kalau habis event saya harus segera menemui anak-anak saya, khususnya si kakak yang sudah mau berbagi peran menjaga adik-adiknya selama bunda pergi bekerja.
Jelaskan Pekerjaan yang Dilakukan
Pasti anak-anak kepo kalau tahu bundanya akan keluar meliput kerjaan. Makanya disampaikan saja kalau pekerjaan yang akan dilakukan itu seperti ini dan itu. Tidak boleh bawa anak karena ini dan itu. Dijelaskan saja semuanya supaya anak juga paham bundanya tidak keluar asal keluar.
***
Well, pastikan semua aman sebelum meninggalkan rumah agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Jangan sampai menyesal hanya karena liputan event yang mungkin fee tidak seberapa.