“Mbak, kamu kok belajar cara mendidik anak terus? Gak bosen?”
“Enggak. Kenapa?”
“Kan mendidik anak gitu-gitu aja. Ilmunya sama semua dari tahun-tahun sebelumnya.”
“Oh, perkembangan ilmu berkembang terus. Apalagi beda karakter anak tentu beda cara menghadapinya. Makanya saya belajar terus.”
“Oh…”
***
Ya, memang seringkali teman-teman online saya bertanya kenapa kok selalu terlihat sibuk nge-zoom atau ikutan seminar parenting. Padahal saya sudah punya anak tiga, tentu dari anak pertama sudah ada pengalaman.
Hmm… justru punya anak tiga sama anak satu itu berbeda. Saya butuh penguatan tersendiri agar tidak stress menghadapi karena tiga anak artinya tiga karakter dan tentunya butuh memahami masing-masing.
Namun, perlu waspada juga dalam memilih pembelajaran secara online. Jangan sampai pelatihannya berisi hasutan kebencian atau memicu war antara pola pemikiran parenting si A, si B atau si C. Kalau mau tahu cara saya belajar parenting secara online bisa dicek sebagai berikut:
Ikut Komunitas Parenting Pastinya
Ya, komunitas yang berisi dengan orang-orang yang memiliki passion dan kebutuhan yang sama, tentu akan saling menginspirasi dan juga mendukung satu sama lain. Bukan komunitas yang isinya saling menjatuhkan atau menjadi ajang untuk saling memamerkan kemampuan, bukan.
Nah, beruntung banyak komunitas yang saya masuk sebagai member di dalamnya justru menguatkan apalagi ada anak tiga di rumah. Di komunitas bahkan bisa berbagi tips sesuai dengan perjalanan kehidupan yang sudah dilalui. Siapa tahu dari kisah para member lainnya menjadi semangat untuk terus berusaha menciptakan kehidupan yang lebih baik.
Komunitas yang baik pastinya mendukung dan bukan menyudutkan apalagi membandingkan. Ketika butuh solusi, mereka akan dengan senang hati menawarkan solusi bahkan membantu memecahkan masalah meski memang butuh intensitas interaksi agar tahu karakter masing-masing.
Cari Lembaga Pembelajaran Tepercaya
Tidak hanya mendengar atau membaca testimoni pesertanya tetapi juga melihat resmi tidaknya lembaga tersebut. Ada kenalan yang sudah pernah mencoba dan memberikan pengalaman setelah belajar di lembaga tersebut. Jika dirasa bisa memberikan insight tambahan yang dibutuhkan, maka boleh bergabung juga.
Namun, saya lebih sering mengikuti pada lembaga yang memang sejak pertama diikuti sudah mampu memberikan jawaban yang pas, maka selanjutnya akan saya ikuti lagi.
Memang ilmu berkembang tetapi pastinya lembaga tersebut juga akan terus upgrade ilmu yang memang sudah memiliki tambahan informasi lainnya.
Ikuti Aplikasi Khusus
Belajar parenting pakai aplikasi? Ya, ada yang seperti itu. Sebenarnya saya sudah pernah coba 2-3 kali tetapi setelah kapasitas ponsel saya terbatas maka tidak lewat aplikasi lagi. Lebih mencari seminar atau webinar yang diadakan secara rutin dan tema yang berganti secara berkala.
Belajar Lewat Media Sosial
Ada beberapa akun Instagram tokoh yang saya anggap capable di dunia parenting untuk diikuti setiap update yang diberikan. Memang tidak boleh mengikuti plek ketiplek gaya hidupnya karena tentu keuangan berbeda. Setidaknya bisa tahu cara mendidik anak dengan pola lain tetapi menyenangkan atau bahkan minim budget.
Namun, jika tokoh tersebut misalnya terlibat skandal dengan bidang yang tidak sesuai dengan sosok orang tua teladan, maka secara otomatis saya pun akan auto unfollow karena dirasa sudah menyalahi etika apalagi jika berhubungan dengan masalah atau konflik pasangan dan sejenisnya.
***
Well, belajar menjadi orang tua memang tidak bisa cuma beberapa bulan saja tetapi belajar seumur hidup. Makanya belajar di mana saja, dari mana saja dan kapan saja itu sangat penting untuk dilakukan secara terus-menerus.