“Nak, bangun. Udah pagi.”
“Buun, ini liburan. Boleh enggak tidurnya sampai siang?”
“Enggak, Nak. Ayo bangun!”
“Kenapa Bun? Memang ngapain kalau bangun?”
“Ya, makanya ayo bangun nanti bunda tunjukin bisa apa saja.”
***
Ya, anak libur memang bukan alasan untuk bangun siang. Apalagi kalau dalam Islam ada ibadah yang harus dilakukan yaitu Salat Subuh. Nah, anak yang usianya sudah jelang 10 tahun harus selalu dibiasakan salat. Sebab, jika tidak mau berusaha sejak dini maka kelak saat besar akan makin sulit memintanya untuk menjalankan ibadah tersebut.
Nah, beberapa hal yang saya terapkan adalah
Hari Biasa atau Libur, Bangun Pagi Wajib Dilakukan
Aturan ini kami buat sejak anak pertama lahir. Berbeda jika ada kegiatan tertentu yang memicu kantuk karena posisi begadang semalaman atau semisalnya, maka bangun agak siang dibolehkan. Namun, tetap ibadah Salat Subuh harus dijalankan jika memang tidak ada halangan khusus.
Hari biasa atau libur, kegiatan di pagi hari tetap sama. Sarapan, olahraga ringan bahkan berjalan-jalan di sekitar lingkungan rumah. Libur atau tidak, tetap dilakukan.
Program Mengaji Pagi
Anak sulung harus ikut program mengaji pagi. Ini berarti bahwa semua orang harus bangun pagi karena menyiapkan segala sesuatunya sebelum anak sulung berangkat. Ini jadi pemicu bangun pagi tetap ada meski hari libur. Makanya senang bekerja sama dengan ustazah yang membuat program mengaji tetap berjalan meski anak-anak libur sekolah. Kata beliau, liburan diisi dengan kegiatan bermanfaat dan berpahala tentunya akan makin baik buat perkembangan anak juga.
Hmm… setuju!
Masak Sarapan
Anak sulung adalah anak perempuan. Makanya tanggung jawab untuk kegiatan rumah tangga dikenalkan sejak dini. Nah, di saat libur sekolah saya berikan kesempatan anak sulung untuk membuat sarapan. Bisa sarapan untuk diri sendiri atau sarapan untuk semua orang di rumah.
Jika ada perbedaan selera, maka anak sulung akan membuatkan sarapan yang mau saja. Sebab anak sulung baru bisa masak sarapan berupa sandwich atau Nasi Telur Orak-Arik.
Tidur Lebih Awal Selalu Jadi Kewajiban
Selan berkegiatan seperti di atas, bangunin anak pagi salah satu tips-nya adalah membuat jadwal tidur lebih awal. Ya, tidak tidur larut malam dengan alasan libur. Intinya jika sudah Salat Isya dan makan malam, artinya sudah bersiap tidur.
Jika pun ingin dibacakan buku khusus, tidak setiap hari. Ada jadwal tertentu melihat kesibukan orang tua juga.
Jika anak sudah tidur lebih awal, maka orang tua juga pun demikian. Jangan sampai anak yang membangunkan orang tuanya. Sesekali mungkin tidak apa-apa, kalau setiap hari justru menjadi contoh kurang baik buat anak-anak.
Buat Konsekuensi Jika Bangun Kesiangan
Memang akan terlihat kejam atau tega, tetapi jika dibiasakan maka anak tidak akan melakukannya. Ya, anak akan malas dengan konsekuensi yang akan diperoleh ketika tidak bangun pagi. Untuk itu, buat kesepakatan konsekuensi dan diberlakukan tanpa pengecualian.
Konsekuensi pun banyak macamnya. Kalau saya sendiri menerapkan bahwa sarapan anak akan berkurang ketika bangun kesiangan. Saya tidak menyimpankan karena ingin anak memahami konsekuensinya. Jangan sampai anak berpikir, “Ah, bangun siang tetap bisa sarapan.”
Jika sarapan kesiangan maka makan siang pun akan mundur. Tentu ini tidak baik buat kesehatan anak-anak, bukan?
***
Well, jangan karena alasan libur lantas anak dengan seenaknya tidur sampai siang. Selain tidak baik untuk kesehatannya, kebiasaan buruk seperti ini bukan sesuatu yang patut dibanggakan apalagi dijadikan kebiasaan.