Tips Menghadapi Anak Tidak Percaya Diri di Sekolah

Anak Tidak Percaya Diri di Sekolah

“Bu, anaknya sebenarnya pintar tetapi kalau diminta maju ke depan kelas selalu menggeleng tidak mau. Katanya malu.”

Saya masih ingat kalimat di atas muncul ketika anak pertama masuk TK pertama kali. Wajar sekali apalagi kalau masih awal bertemu orang banyak dan berada di ruangan khusus. Selama ini anak ‘kan belajar sama ayah bunda di rumah. Tempatnya tertentu. Kalau pun keluar rumah tetapi masih ada orang yang dikenalinya.

Nah, ketika mereka harus benar-benar sendiri, anak-anak harus menghadapi orang lain maka rasa percaya diri kalau mereka mampu berinteraksi itu penting sekali dipupuk.

Lalu bagaimana caranya agar anak mau tampil dan menumbuhkan rasa percaya diri? Hmm… seperti inilah cara sederhana saya dan pasangan:

Anak Tidak Percaya Diri di Sekolah

Selalu Mengajak Anak Bertemu dengan Orang Banyak

Ini yang saya lakukan. Bukan kemudian bertemu orang banyak artinya ditinggal di tengah kerumunan banyak orang. Bukan seperti itu. Maksudnya di sini adalah ajak anak ke tempat publik, seperti stasiun, taman, terminal, pasar, atau tempat-tempat yang kemungkinan banyak orang.

Tujuannya adalah anak bisa tetap menjadi dirinya sendiri meski melihat tidak hanya ayah bunda saja. Dari situ juga anak bisa saja berkenalan dengan orang lain secara tidak langsung. Misalnya, ketika mau duduk di bangku di mana ada orang yang mungkin duduknya tidak rapi. Anak bisa diajak untuk berani bicara:

“Permisi tante, boleh saya duduk di sini?”

atau mungkin ketika ingin tanya tentang sesuatu misalnya lokasi toilet, bisa bertanya dengan sekuriti atau yang ditemui saat itu.

“Maaf, Om mau tanya. Toilet sebelah mana ya?”

Memang terlihat biasa tetapi dampaknya luar biasa. Anak jadi tidak malu bertanya dan menjadi orang terdepan membantu ketika berada di tempat umum.

Selalu Mencontohkan Sikap Percaya Diri

Salah satu cara saya melatih kepercayaan diri adalah tidak malu bertanya pada setiap forum. Jika dianggap pertanyaan sepele, tidak perlu malu. Kalau memang tidak memahami misalnya, masa iya tidak bertanya?!

Jika pun misal materinya sudah dipahami, setidaknya ada keberanian bicara di tengah banyak orang. Mungkin menanyakan sesuatu yang terkait dengan materi atau meminta saran dari narasumber dengan problema yang kita hadapi sendiri. Hal ini lambat laun akan melatih kelancaran bicara depan umum bahkan membuat diri secara tidak langsung percaya diri dengan apa yang kita sampaikan.

Selain itu, anak-anak juga perlu mendapatkan contoh ketika misalnya berada di sekolah anak-anak dan mengikuti sebuah pertemuan. Kita tidak sungkan mengemukakan usul atau pendapat terkait hal yang sedang dibicarakan. Ini akan menjadikan anak kita paham bahwa orang tua saya sendiri berani bersuara.

Minta Anak Ceritakan Kendala yang Dirasakan dan Beri Solusi

Pasti anak itu merasakan sesuatu yang aneh ketika berada di tengah banyak orang. Gugup, takut atau perasaan lainnya, silakan anak diberi waktu bercerita. Nah, dari cerita anak akan terdapat informasi yang menjadi kendalanya. Dari sini kemudian kita sebagai orang tua mampu menangkap dan pelan-pelan memberikan solusi.

Jangan membantah anak ketika bercerita. Sampaikan dengan riang juga sehingga anak menganggap bahwa percaya diri itu penting dan menyenangkan. Jangan dipaksa. Berikan waktu ke anak untuk mengimplementasikan solusi yang kita sampaikan. Pelan-pelan saja tetapi kontinyu disampaikan dan evaluasi hasilnya.

***

Well, anak bisa percaya diri memang tidak terbentuk sejak lahir. Namun, diasah sedemikian rupa dari aktivitasnya bersama orang tuanya. Saya pun sangat menekankan ke anak bahwa menjadi berani tampil di sekolah memang butuh usaha jadi bantu orang tua dengan bekerja sama dan menjadikan percaya diri untuk hal positif.

0 Shares:
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

You May Also Like